NAMA :
NURNANINGSIH
NIM :
921 411 132
PRODI :
S1 AKUNTANSI
POTENSI INVESTASI DALAM SEKTOR PERTANIAN
1. Pengantar Penelitian
Sektor pertanian adalah salah satu sektor penting
dalam pergerakan ekonomi di Indonesia, terutama pada perekonomian pedesaan. Pembangunan
pada sektor pertanian diarahkan untuk upaya peningkatan mutu, produksi dan pemasaran
hasil pertanian serta mengembangkan usaha para petani terpadu guna memantapkan
swasembada pangan, memenuhi kebutuhan gizi masyarakat, meningkatakan komoditi
bahan-bahan industri dalam negeri, meningkatkan taraf hidup petani, mendorong
perluasan dan pemerataan kesempatan berusaha dan kesempatan kerja juga
mendorong peran serta swasta untuk mengembangkan potensi pertanian.
Sangat banyak pilihan yang dapat kita ambil dalam
berinvestasi di bidang pertanian ini seperti sawah, perkebunan buah-buahan,
sayur-sayuran, perkebunan karet, cengkeh, dan lain sebagainya yang dapat
disesuaikan dengan lokasi atau lahan pertanian kita. Sehingga tidak ada
salahnya jika kita memilih sektor pertanian sebagai investasi. selain kita
dapat memperoleh tambahan pendapatan, kita juga membantu pergerakan ekonomi
yang ada dinegara kita.
Karena pentingnya peran investasi untuk
mengembangkan sektor pertanian,
diperlukan berbagai kebijakan membangkitkan iklim investasi di bidang
pertanian. hal yang paling utama untuk meningkatkan minat investasi adalah
menyinergiskan kebijakan dalam pemerintahan, baik antara departemen/kementrian
di pemerintah pusat maupun dengan pemerintah daerah.
Pemerintah
perlu melakukan pendekatan kepada investor untuk menanmkan modalnya dibidang
pertanian. hal ini dapat dilakukan dengan cara memberikan kemudahan untuk
investasi misalkan bantuan untuk merampingkan jalur birokrasi, memberikan
jaminan kestabilan politik dan keamanan investasi, serta perbaikan
infrastruktur sehingga dapat meminimalisasikan resiko dan ketidakpastian.
2. Lokasi Penelitian
Dalam penelitian ini saya mengambil lokasi
penelitian yang berada didesa yaitu desa Lambunu Kecamatan Parigi Moutong
Provinsi Sulawesi Tengah. Alasan saya memilih tempat ini karena memiliki ikatan
emosional (tempat tinggal) di desa ini, sehingga dapat memudahkan saya dalam
melakukan penelitian ini. Sehubungan dengan jenis penelitian ini sebagai sumber
informan yang saya ambil adalah tante saya.
Informasi yang saya dapatkan di lokasi selain
penduduk sekitar sendiri yang mempunyai lahan pertanian. Ternyata ada juga
orang-orang kota atau yang berasal dari dari luar desa ini yang memiliki lahan
pertanian. Dan menurut saya itu berarti mereka sudah berinvestasi di bidang
pertanian. dan keuntungan yang kita dapatkan pun cukup besar.
Saya mengambil contohnya pada perkebunan kelapa, pemanfaatan
pada tanaman kelapa ini antara lain dipergunakan untuk membuat kopra sebagai
bahan minyak goring serta bumbu masak, air kelapa juga dapat di pergunakan
untuk membuat Nata de coco bahan baku minuman, tempurung kelapa di pergunakan
untuk memasok industry kerajinan dan dijadikan arang tempurung untuk memasak,
lidi sebagai sapu lidi, sedangkan sabut kelapa dapat dimanfaatkan sebagai bahan
baku kerajianan sapu.
Dan sesuai dengan data yang saya peroleh dari
lokasi pada perkebunan kelapa ini tidak
memerlukkan terlalu banyak perwatan khusus seperti pada tumbuhan lain. Pada
tumbuhan kelapa ini kita hanya perlu melakukan pemberian pupuk selama 4 bulan
sekali dan membersihkan tanaman liar yang berada disekitar tanaman kelapa ini.
Selain itu juga keuntungan yang kita dapatkan adalah dengan cara pemanfaatan
lahan yaitu dibawah atau diantara jarak pohon yang satu dengan pohon yang
lainnya kita dapat menanamakan tanamanan
seperti coklat, cabai, ubi, dan lain sebagainya.
Di perkebunan kelapa dalam 3 hektar tanah, terdapat
600 pohon kelapa, masa panen pohon
kelapa ini adalah 4 bulan sekali, untuk pemberian pupuk bisa mencapai 1 ton
untuk 600 pohon atau sekitar
Rp
800.000, pada saat panen kita akan mengeluarkan upah tenaga kerja untuk bagian
memanjat kelapa dan bagian mengupas sekaligus menjemur sampai siap untuk
dijual. Untuk bagian memanjat diberi upah untuk 1 pohonya Rp. 2.500 jadi untuk
600 pohon seharga Rp. 1.500.000 untuk 3 orang, sedangkan untuk upah bagian
mengupas sekaligus menjemur diberi upah juga Rp. 1.500.000. Pada saat menjual
terkadang harga kopra tidak selalu menetap harga yang paling tinggi bisa
mencapai Rp.1.000.000/100 kg, dan yang paling rendah itu Rp.300.000/100 kg.
dari 600 pohon kelapa kita bisa menghasilkan 3 Ton kopra. Jadi apabila kisaran harga jual Rp.1.000.000/100kg maka hasilnya
adalah Rp. 30.000.000 dikurangi dengan biaya-biaya yang dikeluarkan pada saat
panen, biaya angkut kopra sampai ke tempat jual dan jasa orang yang kita
percayakan untuk menjaga dan merawat kebun kita, sekitar kurang lebih Rp. 6.000.000 maka
pendapatan yang akan kita peroleh adalah Rp.24.000.000 dalam sekali panen. Maka
keuntungan yang kita dapatkan pun cukup besar, walaupun harga kopra yang
terjadi di pasaran tidak selalu mentap,
tapi cukup lumayan sebagai penghasilan tambahan kita.
Itu baru hasil dari tanaman kelapa itu sendiri,
belum terhitung dengan tanaman coklat atau tanaman lainya yang kita manfaatkan
di sekitar pohon kelapa tersebut. Jadi tidak ada salahnya jika kita ingin
berinvestasi di bidang pertanian.
Sesuai dengan hasil informasi yang saya dapatkan
dilokasi, refleksi yang saya ambil dari
adalah dalam berinfestasi dibidang pertanian ini, walaupun awalnya kita
harus mengeluarkan modal yang cukup
besar karena harga tanah yang semakin mahal, tetapi jika kita
bersungguh-sungguh dalam investasi dibidang pertanian , melakukan pemanfaatan
lahan yang benar, dan perawatan yang baik, Insya Allah kita akan memperoleh
keuntungan (hasil) yang lumayan . selain itu kita juga dapat membantu kehidupan
masyarakat sekitar, yang mempunyai keahlian di bidang pertanian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar