Senin, 26 November 2012

...



 NAMA           : Sri Yayun S Mahmud
 NIM               : 921 411 104
 Prodi/Jur         : S1 Akuntansi
 Klz                 : C
RESUME

2.1 Akuntasi Sosial dan Lingkungan
            Akuntansi sosial dan lingkungan merupakan pengembangan dari aspek pertanggung jawaban Sosial Perusahaan atau sering disingkat CSR.  Sejarah CSR berawal dari abad 19, ketika sir tus salt membangun sebuah desa (saltaire) di lingkungan perusahaanya yang di manfaatkan sebagai penampungan atau tempat tinggal para pegawainya, desa tersebut telah dilengkapi dengan segala fasilitas guna menjawab persoalan kantor limbah yang berat di desa sebelumnya (Bradford).
Konsep green accounting sudah mulai berkembang sejak tahun 1970-an di eropa, hal ini dibuktikan dengan banyak munculnya peraturan yang terkait dengan lingkungan. Istilah lain    yang terkait adalah environmental accounting yakni penyedia informasi pengelola    lingkungan untuk membantu system manajemen dalam memutuskan harga, mengendalikan            overhead dan pelaporan informasi lingkungan  kepada public.
Akuntansi terus berkembang seiring dengan perkembangan zaman serta menyesuaikan kebutuhanya.Manakala gerakan perduli lingkungan atau seiring disebut Go Green merajai dunia, akuntansi siap menginternalisasi berbagai eksternalitas yang muncul sebagai      konsekuensi proses industry, sehingga munculah green accounting atau akuntansi berbasis       lingkungan.

Konsekuensi dari masalah akuntansi sosial dan lingkungan ini pada akhirnya menciptakan konsep Socio Economic Environmental Accounting (SEEC) dimana pelaporan akuntansi      harus dilengkapi dengan kinerja lingkungan dan sosialnya pula selain mencakup kinerja ekonominya.
Singkatnya,, CSR sangat diperlukan oleh para pelaku bisnis agar mampu mengatasi segala masalah yang mungkin muncul yang diakibatkan oleh kalangan usaha dalam skala kecil secara persial dan dalam skala luas biasa dalam tingkatan global. Perusahaan yang mulai menerapkan CSR dengan baik, yang ternyata mampu meningkatkan pertumbuhan perusahaan, semula dari yang kecil dan terbatas menjadi perusahaan public yang makin meluas ke berbagai wilayah Negara,tidak perduli ekspansi ke Negara  miskin atau kaya.nAgar pembahasan ini dapat menjangkau berbagai tingkat kepentingan dalam perusahaan, maka dibagi dalam 3 analisis yaitu :
            Pertama, Level Intitusional. Di sini, tanggung jawab perusahaan dalam berhubungan        dengan masyarakat bisa dukemukakan dengan jelas.Teori CSR dalam tingkatan ini,       dipusatkan untuk melegitimasi CSR sebagai sebuah konsep atau praktek bisnis dalam       sebuah perspektif lingkungan masyrakat yang lebih luas, yang di fokuskan pada berbagai          level dan jenis perusahaan dari berbagai negara
            Kedua, dalam tingkatan ini definisinya telah terbentuk dalam level organisasi. Dalam level           ini, kepada siapa organisasi bertanggung jawab. Para stakeholder minor maupun mayor,            seharusnya memasukan identifikasi sampai ke tingkat rekening/account.
            Ketiga, dalam level ketiga ini menurut aplikasi dari CSR sebagai individual level. Dalam   level ini Wood (1991) berpendapat bahwa pertimbangan pengaturan khusus di arahkan untuk        kepentingan para stakeholders.

2.2 Pentingnya Akuntansi Sosial dan Lingkungan
            Dunia Ekonomi harus menyadari bahwa perusahaan kini tidak hanya memperhatikan nilai perusahaan sajah melainkan juga harus memperhatikan aspek sosial dan lingkunganya juga. Dunia ekonomi tidak boleh hanya mengutamakan kelangsungan kegiatan ekonomi dan menciptakan keuntungan untuk kelangsungan usahanya, tetapi juga teanggung jawab terhadap sosial dan lingkungan sekitarnya juga.
Agar sebuah perusahaan dapat hidup dan berkembang maka perusahaan tersebut harus memperhatikan aspek terkait lainya yaitu aspek sosial dan lingkungan.
Selain itu perusahaan juga harus mau mendengarkan para kritikan atau pendapat para masyarakat sekitar mengenai lingkungan di sekitar lokasi kegiatan produksinya. Salah satu teori yang di kemukakan oleh John Elkington (1997), Yaitu Triple Bottom Line, yang member pandangan bahwa perusahaan yang ingin berkelanjutan, haruslah memperhatikan “3P” ; yaitu Profit,People, dan Planet.


2.3 Akuntansi Pertanggungjawaban Lingkungan dan Sosial dalam Praktek
            Kerusakan lingkungan yang terjadi, membuat perusahaan mau tidak mau harus mengeluarkan biaya untuk perbaikan lingkungannya, akibat yang paling sering terjadi yaitu kerusakan pada komunitas. Namun berbeda dengan masyarakat  sekarang, masyarakat sekarang mengakui bahwa kebersihan alam (udara,air,dan tanah) lebih berharga dari barang yang di produksi.sehingga masyarakat berlomba-lomba mendapatkan produk yang ramah lingkungan atau “Green” meskipun produk itu harga nominalnya lebih tinggi.


2.4 Bentuk Pertanggungjawaban Lingkungan dan Sosial di Kota Bitung
            Kota Bitung merupakan kota yang didominasi oleh perekonomian dibidang pertanian dan perkebunan, masyarakatnya sangat menujunjung tinggi makna dari kata “Sitou Timou Tou” yang artinya manusia hidup untuk memamanusiakan manusia lain. Dan para pelaku bisnis di kota bitung harus mengakui makna dari kata tersebut,bagi warga bitung tiap perusahaan di golongkan sebagai budaya yang baru.
Slogan “Sitou Timou Tou” mencakup 2 aspek yang sangat penting dalam sejarah yaitu antara ilmu pengetahuan dan agama.karna pada umumnya ilmu pengetahuan lebih dominasi sehingga menyampaikan aspek agama.Terjadinya KKN ataupun kerusakan sumber daya alam merupakan dampak dari tidak seimbang antara aspek ilmu pengetahuan dan aspek keagamaan.
Warga bitung berangapan bahwa dalam jagad raya bukan hanya semata berupa kesatuan fisik dan ekosistem, namun juga hubungan antara kesatuan fisik dan ekosistem tersebut serta system sosialnya.


2.5 Bentuk Akuntansi Sosial dan Lingkungan Berbasis Amanah
            Amanah merupakan landasan etika dan moral dalam bermuamalan, termasuk dalam kegiatan perekonomian. Amanah maupun menciptakan suatu kinerja sama yang baik, kejujuran dan kepercayaan dalam kegiatan ekonomi.
Nilai yang terpenting yang harus dimiliki oleh manusia yaitu sikap kepatuhan dan ketundukan kepada tuhan yang maha esa, akuntansi lingkungan tidak hanya fokus pada system pelaporanya saja melainkan pula memahami keadaan realitas masyarakat dan menerima kritikan masyarakat.Dengan adanya nilai amanah maka manusia tidak hanya akan mementingkan nilai keuntungan saja dalam ekonomi melainkan memiliki rasa tanggung jawab,rasa saling memiliki. Para pelaku ekonomi yang menjunjung nilai amanah akan sangat memperhatikan lingkungan disekitar kegiatan produksinya,selain melakukan kegiatan ekonomi mereka juga sadar akan seluruh ciptaan yang maha kuasa yang harus dijaga kelestarianya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar