NAMA : RAHMAT KADIR
KELAS : C
TUGAS : RESUME S.I.A
Akuntansi sosial dan lingkungan telah lama menjadi
perhatian
akuntan. Akuntansi ini menjadi penting karena
perusahaan perlu
menyampaikan informasi mengenai aktivitas sosial dan
perlindungan terhadap lingkungan kepada stakeholder
perusahahaan. Perusahaan tidak hanya menyampaikan
informasi
mengenai keuangan kepada investor dan kreditor yang
telah ada 2
serta calon investor atau kreditor perusahaan, tetapi
juga perlu
memperhatikan kepentingan sosial di mana perusahaan
beroperasi.
Bentuk tanggung
jawab perusahaan dan kepada siapa
perusahaan bertanggung jawab dapat dijelaskan oleh
beberapa teori.
Dengan demikian, tangung jawab perusahaan tidak hanya
kepada
investor atau kepada kredior, tetapi juga kepada pemangku
kepentingan lain, misalnya karyawan, konsumen,
suplier,
pemerintah, masyarakat, media, organisasi industri,
dan kelompok
kepentingan lainnya.
Sesuai dengan
Standar Akuntansi Keuangan, akuntansi
berfungsi untuk memberikan informasi untuk pengambilan
keputusan dan pertangungjawaban. Selama ini, laporan
keuangan
hanya difokuskan kepada kepentingan investor dan
kreditor sebagai
pemakai utama laporan keuanga. Hal ini tertuang mulai
dari
Standar Financial Accounting Concepts (SFAC) No.1.
Kalau
diperhatikan, pemakai informasi tidak hanya
pihak-pihak tersebut.
Banyak pihak lain yang juga memerlukan informasi
keuangan, yang
selayaknya mendapatkan perhatian yang sama. Selama ini
perusahaan hanya menyampaikan informasi mengenai hasil
operasi
keuangan perusahaan kepada pemakai, tetapi mengabaikan
eksternalitas dari operasi yang dilakukannya, misalnya polusi
udara, pencemaran air, pemutusan hubungan kerja, dan
lainnya.
Akhir-akhir ini banyak sekali ditemukan berita di
surat kabar
mengenai dampak operasi perusahaan yang tidak
memperhatikan 3
lingkungan di mana mereka beroperasi. Misalnya berita
di harian
Kompas 25 Juni 2010 mengenai eksploitasi batu bara
yang kurang
memperhatikan daya dukung kawasan terus mengancam
kelestarian lingkungan Hal ini akan mengancam kehidupan
masyarakat pada masa mendatang. Berita yang menjadi
isu penting
akhir-akhir ini adalah mengenai kecelakaan yang
berasal dari
tabung gas yang telah merenggut beberapa korban.
Berita lainnya
menyangkut kesejahteraan karyawan atau pemutusan
hubungan
kerja. Seharusnya bidang akuntansi memperhatikan hal
seperti ini
dan berperan dalam mengatasi masalah sosial dan
lingkungan
sebagai bentuk pertanggung-jawaban sosial perusahaan
terhadap
pemangku kepentingan.
Akuntansi sosial dan lingkungan telah menjadi topik
yang
perlu mendapat perhatian akuntan. Isu ini menjadi
penting karena
perusahaan perlu mempertanggungjawabkan dampak
aktivitas
operasinya kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Akuntansi
tradisional hanya memberikan informasi ekonomi
terutama yang
bersifat keuangan kepada investor dan kreditor untuk
pengambilan
keputusan. Sehubungan dengan itu, perlu dikembangkan
ukuran
kinerja lebih luas untuk memperbaiki ukuran yang
kinerja yang
telah ada. Ukuran kinerja tradisional dipandang kurang
memadai
untuk tujuan sustainability development.
Akuntansi
pertanggungjawaban sosial dan lingkungan telah
diterapkan oleh perusahaan di Indonesia. Namun
khususnya
penerapan akuntansi lingkungan masih kurang karena adanya
kendala dalam penerapannya. Akuntan perlu mencari
jalan keluar
untuk meningkatkan penerapnnya. Pertama, dengan
pembuatan
standar pelaporan
sustainability reporting (SR). Standar yang baku
dan mewajibkan penerapannya khusus bagi perusahaan
yang
aktivitasnya berdampak pada lingkungan. Kedua,
mewajibkan
perusahaan untuk menyusun SR dengan pedoman yang telah
ada,
misalnya pedoman SR yang dikeluarkan oleh GRI. Ketiga,
memberikan penghargaan bagi perusahaan yang telah
menerapkan
SR dengan baik. Keempat, audit lingkungan untuk meningkatkan
kredibilitas SR. Terakhir, mekanisme GCG perlu
dikembangkan
untuk melindungi seluruh kepentingan pemangku
kepentingan.
Akuntansi sosial dan lingkungan telah menjadi topik
yang
perlu mendapat perhatian akuntan. Isu ini menjadi
penting karena
perusahaan perlu mempertanggungjawabkan dampak
aktivitas
operasinya kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Akuntansi
tradisional hanya memberikan informasi ekonomi
terutama yang
bersifat keuangan kepada investor dan kreditor untuk
pengambilan
keputusan. Sehubungan dengan itu, perlu dikembangkan
ukuran
kinerja lebih luas untuk memperbaiki ukuran yang
kinerja yang
telah ada. Ukuran kinerja tradisional dipandang kurang
memadai
untuk tujuan sustainability development.
Akuntansi
pertanggungjawaban sosial dan lingkungan telah
diterapkan oleh perusahaan di Indonesia. Namun
khususnya
penerapan akuntansi lingkungan masih kurang karena adanya
kendala dalam penerapannya. Akuntan perlu mencari
jalan keluar
untuk meningkatkan penerapnnya. Pertama, dengan
pembuatan
standar pelaporan
sustainability reporting (SR). Standar yang baku
dan mewajibkan penerapannya khusus bagi perusahaan
yang
aktivitasnya berdampak pada lingkungan. Kedua,
mewajibkan
perusahaan untuk menyusun SR dengan pedoman yang telah
ada,
misalnya pedoman SR yang dikeluarkan oleh GRI. Ketiga,
memberikan penghargaan bagi perusahaan yang telah
menerapkan
SR dengan baik. Keempat, audit lingkungan untuk meningkatkan
kredibilitas SR. Terakhir, mekanisme GCG perlu
dikembangkan
untuk melindungi seluruh kepentingan pemangku
kepentingan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar