Minggu, 09 Desember 2012

Gemerlapnya Kehidupan

Hai sobat......!!!!
Perkenalkan namaku Haryon Abas, aku ingin berbagi cerita lo...!, mau dengar khaaann..??!!
Tapi yang jadi objeknya bukan aku, melainkan teman sekelasku, mau dengar??
Langsung aja ya...!!!
Ini adalah pengalaman pertama kali aku alami dan mungkin akan terasa sulit bagiku, harus mengadakan penelitian kualitatif sebagai tugas dari pak Ronal selaku dosen sistem informasi akuntansi, sebelumnya aku mau kasih tau dulu, aku kuliah di Universitas Negeri Gorontalo. Emang tugas penelitian ini terasa gampang sih.......! tinggal nyamperin si responden, trus nanya-nanya, selesai khaann..???
Tapi, yang buat aku merasa sulit bukan masalah itu, sulitnya yang jadi respondenku ini, seorang gadis yang gak begitu akrab dengan aku. Gadis ini satu kelas dengan aku, tapi gak tau kenapa kami gak begitu akrab. Ngomong, smsan sih pernah, tapi biasanya itu terjadi law ada hal-hal penting saja, seperti kerja tugas kelompok, beda dengan teman-teman lain, yang sering ngumpul bareng, bercanda dll.
Mmm... menurutku gadis ini sulit banget ditebak pribadinya, kadang cuek, pendiam, tapi kadang-kadang bisa jadi sebaliknya. Kaya superman aja ya.... sering berubah-ubah hehehe..... kidding!
Mungkin aku berpenilaian begitu karena aku gak begitu akrab dengannya. Penasaran kan siapa gadis yang kumaksud??? Dia aaadalaaaah......................!!!!!!!!!!
Lovita Lelengboto”, biasa dipanggil Vita, putri bungsu dari pernikahan Marni Husain dan Febrian Lelengboto, lahir pada tanggal 19, bulan september, dua bersaudara kakaknya bernama Ferman, gadis ini mempunyai hobby membaca. Gadis ini suka menyendiri dan tidak suka keramaian.
Pada hari jum’at tepat pukul 15.32 kami selesai kuliah akuntansi keuangan, dosen keluar mendahului kami. Keadaan kelas semakin berisik layaknya suasana pasar, dengan tenang aku mengambil binder lalu kumasukan kedalam tas. Ditengah keributan itu aku sempat mendengar orang yang sedang memanggil-manggil namaku, namun suara itu tak ku pedulikan. Mataku terus menjelajahi ruangan kelas. “Si respondenku dimana ya....??” tanyaku dalam hati. Perlahan-lahan ku ambil tasku kemudian ku bergegas meninggalkan ruang kelas, ku hentikan langkahku didepan pintu kelas, mataku memandang kearah parkiran motor, tiba-tiba terdengar suara dari samping kiriku, “Haryon”, aku langsung menoleh kearah suara itu, ternyata yang ku cari-cari sedang duduk di tangga lantai II, sambil tersenyum ku terus melangkah kearahnya, kemudian ku duduk di samping kanannya.
Hei... vita, dah siap di wawancarai?? Kataku memulai pembicaraan, sambil tersenyum dia menjawab “iya... eh, gimana law kamu tulis aja pertanyaannya di kertas kemudian nanti jawabannya ku bawa besok? Mendengar perkataan itu, ku terdiam sejenak untuk mempertimbangkan permintaanya. Namun tak lama kemudian dia berkata atau terserah kamu aja... “disini saja” jawabku.
Silahkan tanyakan saja apa yang ingin kamu tanyakan” kata Vita, belum sempat aku mengajukan pertanyaan terdengar suara teman-temanku “wwwuuuu.....!!!!, ada yang lagi berduaan nie....!!” kata salah seorang dari temanku.
Mendengar suara itu vita mengajakku untuk bergeser ke atas, aku mengikuti kemauannya, lalu ku duduk sambil mengeluarkan secarik kertas.
Dengan suara pelan aku melanjutkan pertanyaanku sambil kutulis pada secarik kertas tersebut, “kira-kira kegiatan kamu sehari-hari ap??” dengan wajah yang tampak bingung, mencoba untuk mengingat-ngingat kegiatannya sehari-hari, dia menjawab, “kegiatan sehari-hari sih kayaknya gak ada, pulang dari kampus ganti baju, makan, trus istirahat, gitu doank..! “pernah gak bantu ibunya bekerja?” tanyaku lagi, dengan tersenyum ia menjawab “jarang banget”, mendengar perkataan itu aku hanya tersenyum sambil mengangguk-nganggukan kepala. “ternyata gadis ini pemalas juga” kataku dalam hati. Setelah itu aku terdiam sejenak mencoba berfikir tentang pertanyaan apa lagi yang akan ku utarakan, sementara Vita lagi sibuk dengan BBnya.
Waktu semakin berlalu, cuacapun makin mendung pertanda hujan akan turun.
Setelah lama berfikir, tanpa ragu-ragu aku langsung bertanya “kamu punya pengalaman yang menarik gak?”, “pengalaman yang menarik gak pernah aku alami, yang aku alami semuanya kurasakan biasa-biasa saja” jawabnya. Aku sangat heran dibuatnya sambil berkata “Haa....!!! jadi selama hidup kamu gak pernah mengalami pengalaman yang menarik??”, dengan tenang Vita menjawab, “iya seperti itulah hidupku, maklum aku gak suka dengan keramaian, ” law pengalaman yang buat kamu sedih ada gak?” kembali aku bertanya. Mendengar pertanyaanku Vita terdiam dan hanya memandangku, perlahan-lahan dia mencoba untuk tersenyum, namun meskipun ia tersenyum aku melihat ada sekelumit kesedihan yang ia coba tutupi dengan senyuman itu, “pengalaman yang membuat aku sedih adalah tentang kakakku yang meninggal satu tahun silam, sampai saat ini aku masih ingat betul, kejadiannya tanggal 20 februari 2011 pukul 03:00 pagi, tepatnya di depan Smk Tridarma Gorontalo, peristiwa tragis yang membuat kakakku meninggal akibat kecelakaan motor”, jawab Vita. Kulihat matanya mulai berkaca-kaca, mungkin kejadian ini sangat membuatnya terpukul. Pada saat itu aku semakin penasaran dengan ceritanya, sehingga kuhentikan untuk menulis dan fokus mendengar ceritanya, tanpa menunggu perintahku dia melanjutkan ceritanya, “seminggu sebelum kakaku meninggal, dia sering melarang aku untuk keluar, dia juga pernah berkata jagalah dirimu baik-baik, aku tak pernah menyangka bahwa itu adalah pesan terakhinya sebelum meninggalkan aku. Peristiwa ini membuat aku sangat terpukul, hatiku miris, betapa tidak, kakakku satu-satunya yang selalu menasehatiku, menjagaku, bahkan menjadi penghibur dikala sedih, telah pergi meninggalkan aku untuk selama-lamanya, dan hanya mengisahkan kenangan, kenangan indah yang sempat terukir dalam keluarga kami.
Semenjak kepergiannya kami sekeluarga sangat merasakan kesedihan, aktivitas di rumah seakan-akan terhenti, rumah yang dulu ramai dengan dengan canda tawa kami, sekarang menjadi sepih bagaikan tanpa penghuni, suasana rumah menjadi sepi, bahkan televisi yang dulunya kami gunakan untuk nonton bareng keluarga, terabaikan begitu saja, semuanya seakan-akan ditutupi oleh kabut kesedihan, bahkan ibuku sempat stres dengan kejadian ini. Kesedihan kami sekeluarga bagaikan tanpa penghujung, berlarut-larut kurang lebih tujuh bulan”.
Setelah bercerita panjang lebar, percakapan kami sempat terhenti sejenak, kulihat dia merunduk sambil memasukan BBnya kedalam tas. Setelah sekitar tiga menit terdiam aku mencoba untuk memberikan pertanyaan, “kira-kira apa yang membuat kesedihan kalian sekeluarga itu hilang??”, Vita menjawab “kehadiran seorang gadis kecil yang bernama Cipta, gadis ini adalah keponakan ibuku yang sudah dianggap sebagai anak kandungnya, begitupun denganku, aku sudah menganggapnya sebagai adik kandungku, tapi......!!!”. lagi-lagi Vita terdiam, aku semakin penasaran, sehingga dengan terburu-buru aku bertanya “tapi kenapa??”, dengan wajah sedih Vita menjawab “tapi kebahagiaan itu, berlangsung begitu singkat, Cipta yang sudah menjadi pengobat kesedihan kami, tanggal 16 desember 2011 menghembuskan nafas terakhirnya untuk menghadap sang ilahi, lagi-lagi keluarga kami berduka, begitulah kehidupanku yang selalu dirundung kesedihan”. Mendengar cerita itu aku semakin terharu, aku hanya tediam dan terus menatapnya, dengan senyum manisnya dia bertanya “apa masih ada lagi yang ingin dipertanyakan?” “aku rasa cukup, terima kasih ya....!” jawabku sambil memasukan secarik kertas yang aku gunakan untuk menulis ceritanya, ke dalam tas. “iya sama-sama jawabnya”. Sebenarnya masih banyak hal yang ingin kutanyakan, tapi aku tak mau terus menguak luka lama yang dia pendam.
Setelah diskusi iu berakhir Vita langsung bergegas pulang, sementara aku masih meluangkan waktu untuk ngumpul bareng bersama teman-teman.
Oc sobb, demikianlah ceritanya, semoga biasa bermanfaat buat kalian, Thank You....!!!

Itulah kisah perjalanan hidup yang Vita alami, seorang gadis yang mampu bertahan ditengah banyaknya ombang-ambing kehidupan.
Banyak hal yang dapat kita ambil dari kisah hidupnya, tabah dalam menghadapi segala cobaan, tetap optimis bahwa apapun yang terjadi semua sudah menjadi garis takdir sang pencipta, dan percayalah semua akan indah pada waktunya.




# Sekian #

Tidak ada komentar:

Posting Komentar