Perkenalkan
namaku Haryon Abas, aku ingin berbagi cerita lo...!, mau dengar
khaaann..??!!
Tapi
yang jadi objeknya bukan aku, melainkan teman sekelasku, mau dengar??
Langsung
aja ya...!!!
Ini adalah pengalaman pertama kali aku
alami dan mungkin akan terasa sulit bagiku, harus mengadakan
penelitian kualitatif sebagai tugas dari pak Ronal selaku dosen
sistem informasi akuntansi, sebelumnya aku mau kasih tau dulu, aku
kuliah di Universitas Negeri Gorontalo. Emang tugas penelitian ini
terasa gampang sih.......! tinggal nyamperin si responden, trus
nanya-nanya, selesai khaann..???
Tapi,
yang buat aku merasa sulit bukan masalah itu, sulitnya yang jadi
respondenku ini, seorang gadis yang gak begitu akrab dengan aku.
Gadis ini satu kelas dengan aku, tapi gak tau kenapa kami gak begitu
akrab. Ngomong, smsan sih pernah, tapi biasanya itu terjadi law ada
hal-hal penting saja, seperti kerja tugas kelompok, beda dengan
teman-teman lain, yang sering ngumpul bareng, bercanda dll.
Mmm...
menurutku gadis ini sulit banget ditebak pribadinya, kadang cuek,
pendiam, tapi kadang-kadang bisa jadi sebaliknya. Kaya superman aja
ya.... sering berubah-ubah hehehe..... kidding!
Mungkin
aku berpenilaian begitu karena aku gak begitu akrab dengannya.
Penasaran kan siapa gadis yang kumaksud??? Dia
aaadalaaaah......................!!!!!!!!!!
“Lovita
Lelengboto”, biasa dipanggil Vita, putri bungsu dari pernikahan
Marni Husain dan Febrian Lelengboto, lahir pada tanggal 19, bulan
september, dua bersaudara kakaknya bernama Ferman, gadis ini
mempunyai hobby membaca. Gadis ini suka menyendiri dan tidak suka
keramaian.
Pada hari jum’at tepat pukul 15.32 kami
selesai kuliah akuntansi keuangan, dosen keluar mendahului kami.
Keadaan kelas semakin berisik layaknya suasana pasar, dengan tenang
aku mengambil binder lalu kumasukan kedalam tas. Ditengah keributan
itu aku sempat mendengar orang yang sedang memanggil-manggil namaku,
namun suara itu tak ku pedulikan. Mataku terus menjelajahi ruangan
kelas. “Si respondenku dimana ya....??” tanyaku dalam hati.
Perlahan-lahan ku ambil tasku kemudian ku bergegas meninggalkan ruang
kelas, ku hentikan langkahku didepan pintu kelas, mataku memandang
kearah parkiran motor, tiba-tiba terdengar suara dari samping kiriku,
“Haryon”, aku langsung menoleh kearah suara itu, ternyata yang ku
cari-cari sedang duduk di tangga lantai II, sambil tersenyum ku terus
melangkah kearahnya, kemudian ku duduk di samping kanannya.
Hei...
vita, dah siap di wawancarai?? Kataku memulai pembicaraan, sambil
tersenyum dia menjawab “iya... eh, gimana law kamu tulis aja
pertanyaannya di kertas kemudian nanti jawabannya ku bawa besok?
Mendengar perkataan itu, ku terdiam sejenak untuk mempertimbangkan
permintaanya. Namun tak lama kemudian dia berkata atau terserah kamu
aja... “disini saja” jawabku.
“Silahkan
tanyakan saja apa yang ingin kamu tanyakan” kata Vita, belum sempat
aku mengajukan pertanyaan terdengar suara teman-temanku
“wwwuuuu.....!!!!, ada yang lagi berduaan nie....!!” kata salah
seorang dari temanku.
Mendengar suara itu vita mengajakku untuk
bergeser ke atas, aku mengikuti kemauannya, lalu ku duduk sambil
mengeluarkan secarik kertas.
Dengan
suara pelan aku melanjutkan pertanyaanku sambil kutulis pada secarik
kertas tersebut, “kira-kira kegiatan kamu sehari-hari ap??”
dengan wajah yang tampak bingung, mencoba untuk mengingat-ngingat
kegiatannya sehari-hari, dia menjawab, “kegiatan sehari-hari sih
kayaknya gak ada, pulang dari kampus ganti baju, makan, trus
istirahat, gitu doank..! “pernah gak bantu ibunya bekerja?”
tanyaku lagi, dengan tersenyum ia menjawab “jarang banget”,
mendengar perkataan itu aku hanya tersenyum sambil
mengangguk-nganggukan kepala. “ternyata gadis ini pemalas juga”
kataku dalam hati. Setelah itu aku terdiam sejenak mencoba berfikir
tentang pertanyaan apa lagi yang akan ku utarakan, sementara Vita
lagi sibuk dengan BBnya.
Waktu semakin berlalu, cuacapun makin
mendung pertanda hujan akan turun.
Setelah
lama berfikir, tanpa ragu-ragu aku langsung bertanya “kamu punya
pengalaman yang menarik gak?”, “pengalaman yang menarik gak
pernah aku alami, yang aku alami semuanya kurasakan biasa-biasa saja”
jawabnya. Aku sangat heran dibuatnya sambil berkata “Haa....!!!
jadi selama hidup kamu gak pernah mengalami pengalaman yang
menarik??”, dengan tenang Vita menjawab, “iya seperti itulah
hidupku, maklum aku gak suka dengan keramaian, ” law pengalaman
yang buat kamu sedih ada gak?” kembali aku bertanya. Mendengar
pertanyaanku Vita terdiam dan hanya memandangku, perlahan-lahan dia
mencoba untuk tersenyum, namun meskipun ia tersenyum aku melihat ada
sekelumit kesedihan yang ia coba tutupi dengan senyuman itu,
“pengalaman yang membuat aku sedih adalah tentang kakakku yang
meninggal satu tahun silam, sampai saat ini aku masih ingat betul,
kejadiannya tanggal 20 februari 2011 pukul 03:00 pagi, tepatnya di
depan Smk Tridarma Gorontalo, peristiwa tragis yang membuat kakakku
meninggal akibat kecelakaan motor”, jawab Vita. Kulihat matanya
mulai berkaca-kaca, mungkin kejadian ini sangat membuatnya terpukul.
Pada saat itu aku semakin penasaran dengan ceritanya, sehingga
kuhentikan untuk menulis dan fokus mendengar ceritanya, tanpa
menunggu perintahku dia melanjutkan ceritanya, “seminggu sebelum
kakaku meninggal, dia sering melarang aku untuk keluar, dia juga
pernah berkata jagalah dirimu baik-baik, aku tak pernah menyangka
bahwa itu adalah pesan terakhinya sebelum meninggalkan aku. Peristiwa
ini membuat aku sangat terpukul, hatiku miris, betapa tidak, kakakku
satu-satunya yang selalu menasehatiku, menjagaku, bahkan menjadi
penghibur dikala sedih, telah pergi meninggalkan aku untuk
selama-lamanya, dan hanya mengisahkan kenangan, kenangan indah yang
sempat terukir dalam keluarga kami.
Semenjak kepergiannya kami sekeluarga
sangat merasakan kesedihan, aktivitas di rumah seakan-akan terhenti,
rumah yang dulu ramai dengan dengan canda tawa kami, sekarang menjadi
sepih bagaikan tanpa penghuni, suasana rumah menjadi sepi, bahkan
televisi yang dulunya kami gunakan untuk nonton bareng keluarga,
terabaikan begitu saja, semuanya seakan-akan ditutupi oleh kabut
kesedihan, bahkan ibuku sempat stres dengan kejadian ini. Kesedihan
kami sekeluarga bagaikan tanpa penghujung, berlarut-larut kurang
lebih tujuh bulan”.
Setelah bercerita panjang lebar,
percakapan kami sempat terhenti sejenak, kulihat dia merunduk sambil
memasukan BBnya kedalam tas. Setelah sekitar tiga menit terdiam aku
mencoba untuk memberikan pertanyaan, “kira-kira apa yang membuat
kesedihan kalian sekeluarga itu hilang??”, Vita menjawab
“kehadiran seorang gadis kecil yang bernama Cipta, gadis ini adalah
keponakan ibuku yang sudah dianggap sebagai anak kandungnya,
begitupun denganku, aku sudah menganggapnya sebagai adik kandungku,
tapi......!!!”. lagi-lagi Vita terdiam, aku semakin penasaran,
sehingga dengan terburu-buru aku bertanya “tapi kenapa??”, dengan
wajah sedih Vita menjawab “tapi kebahagiaan itu, berlangsung begitu
singkat, Cipta yang sudah menjadi pengobat kesedihan kami, tanggal 16
desember 2011 menghembuskan nafas terakhirnya untuk menghadap sang
ilahi, lagi-lagi keluarga kami berduka, begitulah kehidupanku yang
selalu dirundung kesedihan”. Mendengar cerita itu aku semakin
terharu, aku hanya tediam dan terus menatapnya, dengan senyum
manisnya dia bertanya “apa masih ada lagi yang ingin
dipertanyakan?” “aku rasa cukup, terima kasih ya....!” jawabku
sambil memasukan secarik kertas yang aku gunakan untuk menulis
ceritanya, ke dalam tas. “iya sama-sama jawabnya”. Sebenarnya
masih banyak hal yang ingin kutanyakan, tapi aku tak mau terus
menguak luka lama yang dia pendam.
Setelah diskusi iu berakhir Vita langsung
bergegas pulang, sementara aku masih meluangkan waktu untuk ngumpul
bareng bersama teman-teman.
Oc
sobb, demikianlah ceritanya, semoga biasa bermanfaat buat kalian,
Thank You....!!!
Itulah kisah perjalanan hidup yang Vita
alami, seorang gadis yang mampu bertahan ditengah banyaknya
ombang-ambing kehidupan.
Banyak hal yang dapat kita ambil dari
kisah hidupnya, tabah dalam menghadapi segala cobaan, tetap optimis
bahwa apapun yang terjadi semua sudah menjadi garis takdir sang
pencipta, dan percayalah semua akan indah pada waktunya.
#
Sekian #
Tidak ada komentar:
Posting Komentar