SISI
LAIN DARI TEMAN SEKELASKU, FIDY
Hello,
Nama saya Tetiyanti Bilondatu, biasa dipanggil Tety. Siang tadi kami kelas C
mendapat tugas dari Pak Ronal Badu yaitu dosen Mata kuliah Sistem Informasi
Akuntansi untuk membuat novel, temanya tentang profil, aktifitas, kebiasaan dan
lain-lain yang berhubungan dengan teman yang duduk disamping kiri kami. Dan
teman yang duduk disamping saya ini bukan orang asing lagi buat saya, karena
kebetulan saya telah mengenalnya semenjak SMA, kita berdua adalah alumni dari SMK
N 1 Gorontalo.
Fidya
Alfiyani S. Laiya itulah nama lengkapnya, kami teman-teman biasa memanggilnya
Fidy, tapi teman-teman dekatnya biasanya memanggilnya Fidy udu, hahaha :D, memang
terdengar janggal, tapi namanya juga nama kesayangan, jadi apapun halal,kan?
Di
lingkungan keluarganya Fidy biasa dipanggil Ade, karena dia anak bungsu dari
dua bersaudara. Tapi Fidy punya saudara tiri laki-laki namanya Desta, Walau
bukan adik kandung tapi Fidy sudah mengganggapnya seperti adik sendiri. Fidy
lahir di Manado, 13 Maret 1994, Hobby BBM-an, Facebook-an, dan semua itu
dilakukan sambil tiduran. Secara fisik maupun karakter melihat dari luarnya
saja kita bisa menyimpulkan, Fidy itu orangnya cuek, sedikit tetutup, dan dia
juga bukan tipe orang yang cepat akrab dengan seseorang yang baru dikenalnya,
tapi dia juga sangat baik dan menyenangkan, selain itu dia orangnya pintar,
saya sering bertanya padanya jika ada materi perkuliahan yang kurang saya
pahami. Itu sekilas yang saya ketahui tentang dia.
Sabtu
sore, saya pergi ke rumahnya Fidy, bersama dengan sahabat dekat saya incy.
Sambil tiduran santai di kamarnya vidy saya mulai melanjutkan mengetik tugas. saya
mengawali pertanyaan saya tentang kehidupan, aktivitas dan kebiasaan dari Fidy.
Iapun mulai bercerita. “saya tinggal bertiga dengan mama dan adik saya, mama
saya berprofesi sebagai pedagang, dan karena profesi itulah mama kadang
meninggalkan saya dan adik saya berdua saja dirumah. Hal ini membuat saya
menjadi anak yang mandiri yang tidak selalu bergantung kepada orang tua.”salut
10 jempol buat kamu”, Setiap hari saya biasanya bangun pagi untuk mengurus adik
saya ke sekolah, jika ada kuliah pagi maka saya melanjutkan dengan bersiap-siap
untuk ke Kampus, tetapi jika tidak ada kuliah pagi saya membersihkan rumah setelah
itu tidur lagi, hehe, cerita vidy sambil tertawa kecil. “kebiasaan? Apa yaa,
biasanya saya menghabiskan waktu luang dengan tiduran sambil nonton TV”, saya
juga mempunyai satu kebiasaan lagi yaitu sering lupa. Haha :D, (itu siih bukan
kebiasaan, tapi keteledoran, ckckckc kata saya dalam hati).
Setelah
menghela nafas sedikit,Vidypun melanjutkan ceritanya. “kebetulan Mama dan papa
saya sudah tidak tinggal bersama. Mereka berpisah semenjak saya SD, walau tidak
tinggal bersama lagi hubungan antara mama dan papa saya pun masih baik-baik
saja, mama tidak pernah melarang papa untuk datang ke Rumah, Papa saya bekerja
di PDAM pohuwato. biasanya papa datang ke rumah seminggu sekali atau dua minggu
sekali. Hmmmm, trus apalagi yaa, oh iya saya punya kakak Laki-laki, tapi dia
sudah memiliki keluarga, jadi dia tidak tinggal lagi bersama kita.
“untuk
apa dan siapa kamu kuliah dan siapa motivatormu selama ini?”, Tanya saya.
“mungkin buat anak-anak lain kuliah itu hanya sekedar kuliah, bisa dikatakan
ikut-ikutan atau mungkin cuma untuk sekedar mencari gelar, tapi buat saya
kuliah adalah harapan saya, harapan orang tua saya, terlebih mama, saya ingin
menjadi anak yang membanggakan untuk beliau, yang bisa membahagiakannya dihari
tuanya nanti. kakak saya mungkin telah gagal menjadi anak yang diharapkan tapi
saya masih punya kesempatan untuk mewujudkan mimpi dan harapan mama saya. saya
ingin bekerja dan sukses, sehingga mama saya tidak perlu lagi bekerja dan saya
ingin kehidupan keluarga kami selalu berkecukupan dan tidak dipandang sebelah
mata oleh orang lain. motivator? Motivator saya selama ini adalah mama saya.
beliau yang selalu bekerja keras untuk bisa menyekolahkan saya hingga di
perguruan tinggi, beliau tidak kenal hlelah bahkan beliau terpaksa meninggalkan
kami, untuk tetap mencari nafkah. Bahkan beliau sudah mempersiapkan dana untuk
saya melanjutkan S2, sekarang saja saya masih semester 3 tapi beliau sudah
mempersiapkan sedemikian rupa. hal itu yang membuat saya termotivasi untuk
tidak kuliah hanya sekedar kuliah, tapi benar-benar kuliah. Cerita vidy sambil
menangis. “Sayapun ikut terharu dengan cerita teman saya ini.
Untuk
mencairkan suasana, saya melanjutkan pertanyaan saya tentang asmara. “bagaimana
dengan asmara? Kamu punya seseorang yang special sekarang?”Tanya saya. “soal
asmara. Hahaha :D, mau tahu aja atau mau banget ???? “tanya vidy. “mau tahu
aja. Hehe. Jawab saya. “saya pacaran pertama kali kelas 2 SMA dengan noval
teman sekelas saya AK 4, tidak perlu dikasih tahu lagi kan noval itu seperti
apa? Kamu sendiri sudah tahu. Saya pacaran dengan dia lumayan lama, sekitar 2
tahun tapi waktu itu kami pacaran masih back street karena orang tua saya belum
memberikan izin untuk pacaran, beberapa kali kami sempat putus nyambung, tapi
ya namanya belum jodoh, sekuat apapun dipertahankan kalau memang belum jodoh ya
tetap ujung-ujungnya putus, sekarang dia sudah punya cewek baru dan saya juga tidak
perlu waktu lama utuk mencari penggantinya, sekarang saya sudah mempunyai
seseorang yang special. Tererengtereng, who is he ?? namanya Frengki mahasiswa
semester 5 jurusan elektro Di UNG. Awalnya kami dikenalkan sama teman saya
namanya Fatra, tapi pas ketemuan ternyata kita sudah saling kenal sebelumnya,
dia orangnya dewasa, baik, sabar, intinya semua kriteria cowok idaman saya ada
pada cowok yang beda 3 tahun dengan saya ini. Kitapun mulai lanjut pedekate,
ekheemmm. Dan akhirnya pacaran deh sampai sekarang. Dan sesuatu banget ya, pacaran
kali ini tidak backstreet lagi, karena orang tua saya sudah tahu dan
mengizinkan saya pacaran. Bahkan mama saya sudah memberikan kepercayaan kepada
dia untuk menjaga saya dan adik saya selama mama tidak ada. “cerita vidy sambil
terseyum. Ekhemmm.
Setelah saya rasa cukup sayapun
mengucapkan terima kasih kepada teman saya ini, karena sudah mau menjadi
narasumber novel saya, tanpa bantuan dari dia novel ini tidak akan selesai.
“terima kasih Fidy sayang”, “terima kasih kembali”, jawab fidy.
Refleksi yang bisa saya ambil dari cerita
vidy, yaitu dia seseorang yang tidak gampang jatuh walau beberapa cobaan yang
menimpa dia bahkan ketika dia belum mengerti dan tidak tahu apa sebenarnya yang
terjadi antara kedua orang tuanya, dan dibalik sosok yang cuek, dia adalah anak
yang mandiri dan juga kakak yang baik buat adiknya. Dan cerita vidy ini membuat
saya mengerti “seorang ibu akan rela melakukan apapun untuk kebahagiaan anak-anaknya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar