Senin, 10 Desember 2012



SISI LAIN DARI TEMAN SEKELASKU, FIDY

Hello, Nama saya Tetiyanti Bilondatu, biasa dipanggil Tety. Siang tadi kami kelas C mendapat tugas dari Pak Ronal Badu yaitu dosen Mata kuliah Sistem Informasi Akuntansi untuk membuat novel, temanya tentang profil, aktifitas, kebiasaan dan lain-lain yang berhubungan dengan teman yang duduk disamping kiri kami. Dan teman yang duduk disamping saya ini bukan orang asing lagi buat saya, karena kebetulan saya telah mengenalnya semenjak SMA, kita berdua adalah alumni dari SMK N 1 Gorontalo.
Fidya Alfiyani S. Laiya itulah nama lengkapnya, kami teman-teman biasa memanggilnya Fidy, tapi teman-teman dekatnya biasanya memanggilnya Fidy udu, hahaha :D, memang terdengar janggal, tapi namanya juga nama kesayangan, jadi apapun halal,kan?
Di lingkungan keluarganya Fidy biasa dipanggil Ade, karena dia anak bungsu dari dua bersaudara. Tapi Fidy punya saudara tiri laki-laki namanya Desta, Walau bukan adik kandung tapi Fidy sudah mengganggapnya seperti adik sendiri. Fidy lahir di Manado, 13  Maret 1994,  Hobby BBM-an, Facebook-an, dan semua itu dilakukan sambil tiduran. Secara fisik maupun karakter melihat dari luarnya saja kita bisa menyimpulkan, Fidy itu orangnya cuek, sedikit tetutup, dan dia juga bukan tipe orang yang cepat akrab dengan seseorang yang baru dikenalnya, tapi dia juga sangat baik dan menyenangkan, selain itu dia orangnya pintar, saya sering bertanya padanya jika ada materi perkuliahan yang kurang saya pahami. Itu sekilas yang saya ketahui tentang dia.
Sabtu sore, saya pergi ke rumahnya Fidy, bersama dengan sahabat dekat saya incy. Sambil tiduran santai di kamarnya vidy saya mulai melanjutkan mengetik tugas. saya mengawali pertanyaan saya tentang kehidupan, aktivitas dan kebiasaan dari Fidy. Iapun mulai bercerita. “saya tinggal bertiga dengan mama dan adik saya, mama saya berprofesi sebagai pedagang, dan karena profesi itulah mama kadang meninggalkan saya dan adik saya berdua saja dirumah. Hal ini membuat saya menjadi anak yang mandiri yang tidak selalu bergantung kepada orang tua.”salut 10 jempol buat kamu”, Setiap hari saya biasanya bangun pagi untuk mengurus adik saya ke sekolah, jika ada kuliah pagi maka saya melanjutkan dengan bersiap-siap untuk ke Kampus, tetapi jika tidak ada kuliah pagi saya membersihkan rumah setelah itu tidur lagi, hehe, cerita vidy sambil tertawa kecil. “kebiasaan? Apa yaa, biasanya saya menghabiskan waktu luang dengan tiduran sambil nonton TV”, saya juga mempunyai satu kebiasaan lagi yaitu sering lupa. Haha :D, (itu siih bukan kebiasaan, tapi keteledoran, ckckckc kata saya dalam hati).
Setelah menghela nafas sedikit,Vidypun melanjutkan ceritanya. “kebetulan Mama dan papa saya sudah tidak tinggal bersama. Mereka berpisah semenjak saya SD, walau tidak tinggal bersama lagi hubungan antara mama dan papa saya pun masih baik-baik saja, mama tidak pernah melarang papa untuk datang ke Rumah, Papa saya bekerja di PDAM pohuwato. biasanya papa datang ke rumah seminggu sekali atau dua minggu sekali. Hmmmm, trus apalagi yaa, oh iya saya punya kakak Laki-laki, tapi dia sudah memiliki keluarga, jadi dia tidak tinggal lagi bersama kita.
“untuk apa dan siapa kamu kuliah dan siapa motivatormu selama ini?”, Tanya saya. “mungkin buat anak-anak lain kuliah itu hanya sekedar kuliah, bisa dikatakan ikut-ikutan atau mungkin cuma untuk sekedar mencari gelar, tapi buat saya kuliah adalah harapan saya, harapan orang tua saya, terlebih mama, saya ingin menjadi anak yang membanggakan untuk beliau, yang bisa membahagiakannya dihari tuanya nanti. kakak saya mungkin telah gagal menjadi anak yang diharapkan tapi saya masih punya kesempatan untuk mewujudkan mimpi dan harapan mama saya. saya ingin bekerja dan sukses, sehingga mama saya tidak perlu lagi bekerja dan saya ingin kehidupan keluarga kami selalu berkecukupan dan tidak dipandang sebelah mata oleh orang lain. motivator? Motivator saya selama ini adalah mama saya. beliau yang selalu bekerja keras untuk bisa menyekolahkan saya hingga di perguruan tinggi, beliau tidak kenal hlelah bahkan beliau terpaksa meninggalkan kami, untuk tetap mencari nafkah. Bahkan beliau sudah mempersiapkan dana untuk saya melanjutkan S2, sekarang saja saya masih semester 3 tapi beliau sudah mempersiapkan sedemikian rupa. hal itu yang membuat saya termotivasi untuk tidak kuliah hanya sekedar kuliah, tapi benar-benar kuliah. Cerita vidy sambil menangis. “Sayapun ikut terharu dengan cerita teman saya ini.
            Untuk mencairkan suasana, saya melanjutkan pertanyaan saya tentang asmara. “bagaimana dengan asmara? Kamu punya seseorang yang special sekarang?”Tanya saya. “soal asmara. Hahaha :D, mau tahu aja atau mau banget ???? “tanya vidy. “mau tahu aja. Hehe. Jawab saya. “saya pacaran pertama kali kelas 2 SMA dengan noval teman sekelas saya AK 4, tidak perlu dikasih tahu lagi kan noval itu seperti apa? Kamu sendiri sudah tahu. Saya pacaran dengan dia lumayan lama, sekitar 2 tahun tapi waktu itu kami pacaran masih back street karena orang tua saya belum memberikan izin untuk pacaran, beberapa kali kami sempat putus nyambung, tapi ya namanya belum jodoh, sekuat apapun dipertahankan kalau memang belum jodoh ya tetap ujung-ujungnya putus, sekarang dia sudah punya cewek baru dan saya juga tidak perlu waktu lama utuk mencari penggantinya, sekarang saya sudah mempunyai seseorang yang special. Tererengtereng, who is he ?? namanya Frengki mahasiswa semester 5 jurusan elektro Di UNG. Awalnya kami dikenalkan sama teman saya namanya Fatra, tapi pas ketemuan ternyata kita sudah saling kenal sebelumnya, dia orangnya dewasa, baik, sabar, intinya semua kriteria cowok idaman saya ada pada cowok yang beda 3 tahun dengan saya ini. Kitapun mulai lanjut pedekate, ekheemmm. Dan akhirnya pacaran deh sampai sekarang. Dan sesuatu banget ya, pacaran kali ini tidak backstreet lagi, karena orang tua saya sudah tahu dan mengizinkan saya pacaran. Bahkan mama saya sudah memberikan kepercayaan kepada dia untuk menjaga saya dan adik saya selama mama tidak ada. “cerita vidy sambil terseyum. Ekhemmm.
            Setelah saya rasa cukup sayapun mengucapkan terima kasih kepada teman saya ini, karena sudah mau menjadi narasumber novel saya, tanpa bantuan dari dia novel ini tidak akan selesai. “terima kasih Fidy sayang”, “terima kasih kembali”, jawab fidy.
 Refleksi yang bisa saya ambil dari cerita vidy, yaitu dia seseorang yang tidak gampang jatuh walau beberapa cobaan yang menimpa dia bahkan ketika dia belum mengerti dan tidak tahu apa sebenarnya yang terjadi antara kedua orang tuanya, dan dibalik sosok yang cuek, dia adalah anak yang mandiri dan juga kakak yang baik buat adiknya. Dan cerita vidy ini membuat saya mengerti “seorang ibu akan rela melakukan apapun untuk kebahagiaan anak-anaknya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar