Selasa, 11 Desember 2012



Cerpen;
Gadis kecil yang imoet

Hay friend. . . . . . !
Aku Herdiyanto Kaiko, tapi biasa di panggil Handula atau Handul. Nama yang cukup jelek dan unik, tapi tersohor. Ha. . . ha. . . ha. . .
Aku berfprofesi sebagai mahasiswa di Universitas Negeri Gorontalo, Jurusan Akuntansi, Prodi S1 Akuntansi.
Di suatu hari, ketika itu kami lagi sedang belajar Mata kuliah Sistem Informasi Akuntansi tepatnya hari Selasa, tanggal 4 Desember 2012, kami kelas C diberikan tugas oleh Pak Ronal Badu selaku penanggung jawab mata kuliah ini, untuk membuat sebuah cerita peendek mengenai pengalaman peribadi teman kami, yang waktu itu lagi duduk di samping kiri.. Heran dan kesal dengan tugasnya.
“ Apa kaitannya dengan Mata Kuliahnya. . . ?
 Mau belajar bahasa Indonesia kalee . . ?
          “ Ujarku dalam hati ”
“ Tapi tak apalah, bisa tambah wawasan juga bisa latihan jadi seorang Jurnalis ” He. . .he. . .he. . .
Maaf yach Pak . . . . !
          Senja bercampur awan mendung, anginnya membuat dingin. Awan mendung berbuah hujan di bumi gorontaloku. Tanpa ku sadari kalau aku sudah lupa dengan tugas ini.
          “ Oalah. Pantas saja!!! dari tadi aku nggak bisa tenang ”
          Kepikiran akan hal itu, bergegas aku ingin mengerjakan tugas ini. Tapi akupun jadi tak sadar, kalau aku belum mendapatkan data objeknya. Orang yang menjadi objek cerpenku kali ini adalah Desria Rauf.
          Sepintas yang ku tahu , Desi adalah gadis kecil yang imoet, khususnya suka berdiam diri dikelas. Begitupun nama panggilannya. Desi lahir di Kecamatan Dulupi, Kabupaten Boalemo, tepatnya tanggal 7 Desember 1992. Desi anak dari Bapak Djafar Rauf dan Ibu Nurhayati Epo. Anak ke 2 dari 4 berseudara.
          “ Berharap, kuberharap ” untuk segera mengerjakan tugas ini. Akhirnya di sela waktu lowong aku bisa mewawancarai dia, yang waktu itu lagi duduk dengan temannya.
          Ku menemuinya dan menghampirinya.
          “ Desi aku mau wawancara kamu!! Boleh tidak . . ? Ujarku ingin memanggilnya berbagi secara empat mata yang kali itu dia sedang duduk dengan teman-teman lainnya. Akupun jadi sedikit emosi, ketika ku bilang seperti itu, dia malah bilang.
           ” Siapa yang perlu, aku atau kamu. . . ?
          Ku menyendiri. Diapun datang dan menghampiriku sambil bertanya.
          “ Kamu mau wawancara apa sama aku. . . ?
          “ Pokoknya banyak, ujarku.
          Dari waktu ke waktu, ku berbagi dengannya, tidak banyak yang dapat kuungkap dari gadis kecil yang imoet. yang lebih suka mengahabiskan waktunya dengan membaca dan menonton ini.  Kecenderungannya yang lebih banyak berdiam diri dan tertutup, sehinnga aku tak bisa mengungkapakn secara keseluruhan apa yang pernah dialaminya, beserta karakternya. Tapi dibalik kesederhanaan dan ketertutupannya, Desi ternyata mamiliki masalah keluarga yang pernah membuatnya depresi akan masa lalunya itu.
          Ketika aku berusaha mendalami masalahnya dengan satu, dua, tiga pertanyaan, dia malah berdiam diri lagi dan tak menjawab satupun pertanyaanku.
          “ Masalahnya apa. . . ?
          Dengan rasa berat, iapun menjawab pertanyaanku. “ Dulu, orang tuaku hampir saja cerai, tapi Allhamdulillah hal itu tidak terjadi ” Ujarnya dengan polos dan manis.
          Saking rasa penasaranku, ku ingin lagi bertanya, akan tetapi dengan sifatnya yang pendiam dan tatapan wajahnya yang malang ketika itu, menandakan semuanya sudah terjawab. Berat akan menceritakan semua masalah ini kepadaku. Akupun ikut diam dengan tidak melanjutkan rasa penasaranku itu dan akupun juga  ikut mengerti apa yang dirasakannya.
          Hmmmpp…dalam hatiku, kau adalah gadis kecil yang imoet yang tak sepantasnya bersedih dan berduka lara. Karena kuyakin dari sifatmu gadis kecil adalah pelangi akan selalu menyinari hari-harimu dalam masa yang tak terbatas, dari kesedihan, atau kebahagiaanmu……..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar