Cerpen;
Gadis kecil yang imoet
Hay friend. . .
. . . !
Aku Herdiyanto
Kaiko, tapi biasa di panggil Handula atau Handul. Nama yang cukup jelek dan
unik, tapi tersohor. Ha. . . ha. . . ha. . .
Aku berfprofesi
sebagai mahasiswa di Universitas Negeri Gorontalo, Jurusan Akuntansi, Prodi S1
Akuntansi.
Di suatu hari, ketika
itu kami lagi sedang belajar Mata kuliah Sistem Informasi Akuntansi tepatnya
hari Selasa, tanggal 4 Desember 2012, kami kelas C diberikan tugas oleh Pak
Ronal Badu selaku penanggung jawab mata kuliah ini, untuk membuat sebuah cerita
peendek mengenai pengalaman peribadi teman kami, yang waktu itu lagi duduk di
samping kiri.. Heran dan kesal dengan tugasnya.
“ Apa kaitannya
dengan Mata Kuliahnya. . . ?
“ Mau belajar bahasa Indonesia kalee . . ?
“ Ujarku dalam hati ”
“ Tapi tak
apalah, bisa tambah wawasan juga bisa latihan jadi seorang Jurnalis
” He. . .he. . .he. . .
Maaf yach Pak .
. . . !
Senja bercampur awan mendung, anginnya
membuat dingin. Awan mendung berbuah hujan di bumi gorontaloku. Tanpa ku sadari
kalau aku sudah lupa dengan tugas ini.
“ Oalah. Pantas saja!!! dari tadi aku nggak bisa tenang ”
Kepikiran akan hal itu, bergegas aku ingin
mengerjakan tugas ini. Tapi akupun jadi tak sadar, kalau aku belum mendapatkan
data objeknya. Orang yang menjadi objek cerpenku kali ini adalah Desria Rauf.
Sepintas yang ku tahu , Desi adalah gadis
kecil yang imoet, khususnya suka berdiam diri dikelas. Begitupun nama
panggilannya. Desi lahir di Kecamatan Dulupi, Kabupaten Boalemo, tepatnya
tanggal 7 Desember 1992. Desi anak dari Bapak Djafar Rauf dan Ibu Nurhayati
Epo. Anak ke 2 dari 4 berseudara.
“ Berharap, kuberharap ” untuk segera
mengerjakan tugas ini. Akhirnya di sela waktu lowong aku bisa mewawancarai dia,
yang waktu itu lagi duduk dengan temannya.
Ku menemuinya dan menghampirinya.
“ Desi aku mau wawancara kamu!! Boleh tidak . . ? Ujarku ingin memanggilnya berbagi
secara empat mata yang kali itu
dia sedang duduk dengan teman-teman lainnya. Akupun jadi sedikit emosi, ketika ku
bilang seperti itu, dia malah bilang.
” Siapa yang perlu, aku atau kamu. . . ?
Ku menyendiri. Diapun datang dan
menghampiriku sambil bertanya.
“ Kamu mau wawancara apa sama aku. . .
?
“ Pokoknya banyak, ujarku.
Dari waktu ke waktu, ku berbagi
dengannya, tidak banyak yang dapat kuungkap dari gadis kecil yang imoet. yang lebih
suka mengahabiskan waktunya dengan membaca dan menonton ini. Kecenderungannya yang lebih banyak berdiam
diri dan tertutup, sehinnga aku tak bisa mengungkapakn secara keseluruhan apa
yang pernah dialaminya, beserta karakternya. Tapi dibalik kesederhanaan dan
ketertutupannya, Desi ternyata mamiliki masalah keluarga yang pernah membuatnya
depresi akan masa lalunya itu.
Ketika aku berusaha mendalami
masalahnya dengan satu, dua, tiga pertanyaan, dia malah berdiam diri lagi dan
tak menjawab satupun pertanyaanku.
“ Masalahnya apa. . . ?
Dengan rasa berat, iapun menjawab
pertanyaanku. “ Dulu, orang tuaku hampir saja cerai,
tapi Allhamdulillah hal itu tidak terjadi ” Ujarnya dengan polos dan manis.
Saking rasa penasaranku, ku ingin lagi
bertanya, akan tetapi dengan sifatnya yang pendiam dan tatapan wajahnya yang
malang ketika itu, menandakan semuanya sudah terjawab. Berat akan menceritakan
semua masalah ini kepadaku. Akupun ikut diam dengan tidak melanjutkan rasa penasaranku itu dan akupun juga ikut mengerti apa yang dirasakannya.
Hmmmpp…dalam hatiku,
kau adalah gadis kecil yang imoet yang tak sepantasnya bersedih dan berduka
lara. Karena kuyakin dari sifatmu gadis kecil adalah pelangi akan selalu
menyinari hari-harimu dalam masa yang tak terbatas, dari kesedihan, atau
kebahagiaanmu……..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar