haaaaaiiiiiiii . anyyeong hasseo ...
how are you , freeen ? semoga baik-baik saja yyaaa ... hehehhhehhe .....
seperti kata pepatah, tak kenal maka tak sayang, jadi kenalin nama saya adalah
Lisa Buata, saya biasa dipanggil ICA. Saat ini saya berstatus sebagai Mahasiswa
di Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi
dan Bisnis, Universitas Negeri Gorontalo. Seperti hari-hari biasanya,
hari ini saya kuliah. Dan Mata Kuliah pertama saya adalah Sistem Informasi
Akuntansi, dengan Dosen yang bernama Bapak Ronald Badu, S.Pd . Dosen yang masih
muda ini, aseeeeeeeeeeekk ..... hhahhahha
:D memberikan kami tugas yaitu membuat sebuah novel atau cerpen tentang
kehidupan seorang teman yang berada disisi kiri tempat duduk kami
masing-masing. Dan kalian tau apa yang terjadiiiii ? wooowwwww !!! seseorang
yang duduk disamping kiri saya adalah seorang wanita cantik tapi tomboy. Kenapa
dibilang tomboy? karena setiap hari dia tak mementingkan fashion. Kekampus dia
hanya memakai kaus +jilbab +ransel dan sepatu kets. Penampilan yang sangat
cuek. Katanya “dikampus kan untuk kuliah
bukan untuk fashion show” , hhahhahha
betul juga yyaaaa ! Dia juga
dinobatkan sebagai mba (sapaan kakak
perempuan dalam bahasa jawa) 2011. Atau satu-satunya mba yang ada dijurusan
akuntansi pada tahun 2011. Dan akhirnya cewek yang bernama Lengkap Fransisca
Eprilia Nurhamidin ini dipanggil dengan sapaan mba sisca oleh seluruh
anak-anak akuntansi yang mengenalinya. Jika dilihat dalam kehidupan sehari-hari
cewek yang lahir di Ngawi pada tanggal 17 April 1994 ini dilihat sangat ceria,
jarang sekali kami teman-temannya melihat wajahnya yang sedih. Tetapi kehidupan
yang sebenarnya terjadi sangat berbanding terbalik. Kehidupan yang terjadi pada
seorang mba siska begitu memilukan. Dia terlahir dari keluarga yang sederhana
atau bisa dibilang kurang berkecukupan. Dia memiliki seorang Ayah yang bekerja
sebagai supir angkot dan mempunyai ibu yang tidak punya pekerjaan. Dia hanya
mempunyai seorang adik. Saat ini mereka sekeluarga menetap di Kecamatan Tibawa
atau biasa disebut Isimu oleh masyarakat Gorontalo. Pada saat pertama kuliah
mba siska harus rela bolak-balik Kota-Isimu karena jarak dari rumah ke kampus
sangat jauh, mba siska harus naik angkot dan juga membutuhkan waktu kurang
lebih 30 menit. Semua teman-teman yang melihatnya begitu tersiksa pun ikut
berkomentar dan menyuruhnya untuk ngekos,
tapi apa daya dengan melihat kondisi yang tidak memungkinkan ditambah
dengan biaya-biaya yang harus dikeluarkan yang begitu banyak membuat mba siska
memilih untuk menolak permintaan teman-temannya. Beberapa bulan pun berlalu,
pada akhirnya mba siska pun tinggal dirumah tantenya yang tidak begitu jauh
dari kampus. Tetapi jika pada saat hari minggu atau hari-hari libur kuliah dia
pulang ke rumah orangtuanya.
Seperti yang tertera di lyrics lagu Radja, mba siska hanyalah manusia
biasa. Allah SWT pun memberinya cobaan yang sangat membuat dia begitu terpuruk.
Dia mendapatkan hinaan dan tuduhan dari orang-orang yang didalam rumah yang
ditinggalinya. Dia lebih sangat terpuruk saat mengetahui bahwa Ayahandanya
jatuh sakit dan tak bisa untuk bekerja. Diapun memutuskan untuk kembali tinggal
bersama orangtuanya. Keputusasaan pun sempat terlintas dibenaknya. Penyakit
Liver yang dialami Ayahandanya membuat mba siska sangat bersedih, begitu banyak
yang terlintas dipikiran mba siska “aku
harus berbuat apa Tuhan ? apa aku harus berhenti kuliah ? apa aku harus mencari
pekerjaan untuk membiayai kebutuhan keluargaku ? untuk membiayai obat Ayahku,
membiayai sekolah adikku. Tolong aku ya Allah”, itulah doa yang diucapkan
mba siska pada saat dia melaksanakan sholat. Tuhan pun memberikan dia
pertolongan, sebulan kemudian Ayah tercintanya pun sembuh, walaupun belum
sembuh total setidaknya Ayahnya bisa kembali bekerja. Tak banyak yang
mengetahui cobaan hidup yang dialami mba siska. Karena dia selalu terlihat
bahagia meski dalam hati menangis. Mba siska kembali tinggal di rumah tantenya,
kali ini dia tinggal di tantenya yang lain. Bukan di tempat yang lalu. Berbeda
dengan masa lalunya, dia sangat bahagia tinggal di tantenya yang satu ini.
Mereka sangat menyayangi mba siska. Seperti yang biasanya dia juga pulang ke
rumah orangtuanya pada saat hari minggu atau pada saat libur kuliah.
Itulah sekilas kehidupan yang dialami seorang mba siska. Persahabatan saya
dan mba siska begitu erat. Kami berdua bersahabat sedari ospek. Dia selalu ada
disaat saya senang maupun saat saya sedih. Dia selalu mensupport saya. Saya
banyak belajar dari dia. Dia salah satu motivator saya untuk menghadapi hidup
yang begitu banyak cobaan ini. Dia adalah sahabat saya yang paling saya
sayangi. Selain dia baik, dia juga sangat suka menolong. Satu kalimat dari dia
yang akan saya ingat adalah “tetaplah
tersenyum. Apapun yang terjadi, percayalah bahwa kamu mempunyai Tuhan Yang Maha
Segala-galanya yang akan selalu membantumu.” .
i love you , Mba Siska .
You are is the best !!
Danke ^-^
Danke ^-^
Chayo mba sizca... :D
BalasHapuskeep spirit.. :)