Minggu, 09 Desember 2012

Hadapi Hidup dengan Senyuman




haaaaaiiiiiiii . anyyeong hasseo ... how are you , freeen ? semoga baik-baik saja yyaaa ... hehehhhehhe ..... seperti kata pepatah, tak kenal maka tak sayang, jadi kenalin nama saya adalah Lisa Buata, saya biasa dipanggil ICA. Saat ini saya berstatus sebagai Mahasiswa di Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi  dan Bisnis, Universitas Negeri Gorontalo. Seperti hari-hari biasanya, hari ini saya kuliah. Dan Mata Kuliah pertama saya adalah Sistem Informasi Akuntansi, dengan Dosen yang bernama Bapak Ronald Badu, S.Pd . Dosen yang masih muda ini, aseeeeeeeeeeekk ..... hhahhahha :D memberikan kami tugas yaitu membuat sebuah novel atau cerpen tentang kehidupan seorang teman yang berada disisi kiri tempat duduk kami masing-masing. Dan kalian tau apa yang terjadiiiii ? wooowwwww !!! seseorang yang duduk disamping kiri saya adalah seorang wanita cantik tapi tomboy. Kenapa dibilang tomboy? karena setiap hari dia tak mementingkan fashion. Kekampus dia hanya memakai kaus +jilbab +ransel dan sepatu kets. Penampilan yang sangat cuek. Katanya “dikampus kan untuk kuliah bukan untuk fashion show” , hhahhahha betul juga yyaaaa !  Dia juga dinobatkan sebagai mba (sapaan kakak perempuan dalam bahasa jawa) 2011. Atau satu-satunya mba yang ada dijurusan akuntansi pada tahun 2011. Dan akhirnya cewek yang bernama Lengkap Fransisca Eprilia Nurhamidin ini dipanggil dengan sapaan mba sisca oleh seluruh anak-anak akuntansi yang mengenalinya. Jika dilihat dalam kehidupan sehari-hari cewek yang lahir di Ngawi pada tanggal 17 April 1994 ini dilihat sangat ceria, jarang sekali kami teman-temannya melihat wajahnya yang sedih. Tetapi kehidupan yang sebenarnya terjadi sangat berbanding terbalik. Kehidupan yang terjadi pada seorang mba siska begitu memilukan. Dia terlahir dari keluarga yang sederhana atau bisa dibilang kurang berkecukupan. Dia memiliki seorang Ayah yang bekerja sebagai supir angkot dan mempunyai ibu yang tidak punya pekerjaan. Dia hanya mempunyai seorang adik. Saat ini mereka sekeluarga menetap di Kecamatan Tibawa atau biasa disebut Isimu oleh masyarakat Gorontalo. Pada saat pertama kuliah mba siska harus rela bolak-balik Kota-Isimu karena jarak dari rumah ke kampus sangat jauh, mba siska harus naik angkot dan juga membutuhkan waktu kurang lebih 30 menit. Semua teman-teman yang melihatnya begitu tersiksa pun ikut berkomentar dan menyuruhnya untuk ngekos, tapi apa daya dengan melihat kondisi yang tidak memungkinkan ditambah dengan biaya-biaya yang harus dikeluarkan yang begitu banyak membuat mba siska memilih untuk menolak permintaan teman-temannya. Beberapa bulan pun berlalu, pada akhirnya mba siska pun tinggal dirumah tantenya yang tidak begitu jauh dari kampus. Tetapi jika pada saat hari minggu atau hari-hari libur kuliah dia pulang ke rumah orangtuanya.
Seperti yang tertera di lyrics lagu Radja, mba siska hanyalah manusia biasa. Allah SWT pun memberinya cobaan yang sangat membuat dia begitu terpuruk. Dia mendapatkan hinaan dan tuduhan dari orang-orang yang didalam rumah yang ditinggalinya. Dia lebih sangat terpuruk saat mengetahui bahwa Ayahandanya jatuh sakit dan tak bisa untuk bekerja. Diapun memutuskan untuk kembali tinggal bersama orangtuanya. Keputusasaan pun sempat terlintas dibenaknya. Penyakit Liver yang dialami Ayahandanya membuat mba siska sangat bersedih, begitu banyak yang terlintas dipikiran mba siska “aku harus berbuat apa Tuhan ? apa aku harus berhenti kuliah ? apa aku harus mencari pekerjaan untuk membiayai kebutuhan keluargaku ? untuk membiayai obat Ayahku, membiayai sekolah adikku. Tolong aku ya Allah”, itulah doa yang diucapkan mba siska pada saat dia melaksanakan sholat. Tuhan pun memberikan dia pertolongan, sebulan kemudian Ayah tercintanya pun sembuh, walaupun belum sembuh total setidaknya Ayahnya bisa kembali bekerja. Tak banyak yang mengetahui cobaan hidup yang dialami mba siska. Karena dia selalu terlihat bahagia meski dalam hati menangis. Mba siska kembali tinggal di rumah tantenya, kali ini dia tinggal di tantenya yang lain. Bukan di tempat yang lalu. Berbeda dengan masa lalunya, dia sangat bahagia tinggal di tantenya yang satu ini. Mereka sangat menyayangi mba siska. Seperti yang biasanya dia juga pulang ke rumah orangtuanya pada saat hari minggu atau pada saat libur kuliah.
Itulah sekilas kehidupan yang dialami seorang mba siska. Persahabatan saya dan mba siska begitu erat. Kami berdua bersahabat sedari ospek. Dia selalu ada disaat saya senang maupun saat saya sedih. Dia selalu mensupport saya. Saya banyak belajar dari dia. Dia salah satu motivator saya untuk menghadapi hidup yang begitu banyak cobaan ini. Dia adalah sahabat saya yang paling saya sayangi. Selain dia baik, dia juga sangat suka menolong. Satu kalimat dari dia yang akan saya ingat adalah “tetaplah tersenyum. Apapun yang terjadi, percayalah bahwa kamu mempunyai Tuhan Yang Maha Segala-galanya yang akan selalu membantumu.”  .

i love you , Mba Siska .
You are is the best !!

Danke ^-^

1 komentar: