Nama : Eko Susanto
NIM : 9214 11 092
Prodi : S1 Akuntansi
Judul Proposal : Aksentuasi
Drama Montir Dan Kekuasaan Pemilik Bengkel Khususnya di Kecamatan Wonosari
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kita tidak dapat menyangkal
bahwa bengkel merupakan tempat yang sangat dibuthkan baik dari kalangan orang lemah sampai orang
yang mampu.Karena bengkel merupakan tempat yang sangat penting bagi mereka
untuk memperbaiki ataupun menservice kendaraan mereka.Dari jaman dulu bengkel
sangat dibutuhkan meskipun jaman dahulu belum terlalu banyak kendaraan.
Di era seperti saat ini,
dimana teknologi berkembang sangat pesat, kebutuhan akan pentingnya sebuah bengkel sangat banyak,meskipun banyak bengkel yang
sudah didirikan namun masih banyak yang membutuhkanya. Hal ini dapat kita lihat dari makin banyaknya kendaraan dan makin banyak juga kerusakan yang dialami kendaraan tersebut sehingga
para pemilik kendaraan mencari alat di bengkel-bengkel yang dapat mereka
percaya dapat memperbaikinya.
Banyak keuntungan yang
menjadi faktor
pertimbangan bagi mereka yang memiliki
kendaraan dan memperbaikinya dibengkel, diantaranya,adanya alat dan tenega yang dibutuhkan cukup membantu, disisi lain jasa yang diberikan cukup memadai.Apabila kita memperbaiki kendaraan kita sendirian tanpa ada pengalaman mungkin suatu
saat kendaraan kita bukan
menjadi baik tetapi akan lebih banyak lagi kerusakan yang akan timbul.
Untuk mempertahankan
eksistensi bengkel sebagai“tempat perbaikan atau perawatan kendaraan” di perlukan montir yang
handal agar kepuasan pelanggan dapat terjaga. Selain montir yang handal bengkel juga harus menyediakan
peralatan-peralatan dan suku cadang yang canggih dan kuat.
Atas dasar pemikiran tersebut, maka penulis mengambil judul “Aksentuasi
Drama Montir Dan Kekuasaan Pemilik Bengkel
Khususnya di Kecamatan
Wonosari”.
B.fokus penelitian
Focus utama dari penelitian
ini adalah bagaimana seorang montir bengkel dapat memenuhi
kepuasan pelanggan dengan keahlianya tersebut.
B. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1.
Bagaimana pemahaman Akuntansi Perbengkelan ?
2. Faktor-faktor apa yang dapat mempengaruhi kepuasan pelanggan ?
3. Hambatan apa yang dialami seorang pemilik bengkel ?
4.
faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi besarnya peluang ?
C. Tujuan
Penelitian
Adapun tujuan yang
diharapkan dari hasil penelitian makalah ini adalah untuk mengetahui apa arti dari akuntansi perbengkelan,faktor-faktor
yang dapat mempengaruhi kepuasan pelanggan,habatan
apa yang dialami dalam usaha perbengkelan dan faktor yang
mempengaruhi besarnya peluang khususnya di daerah Wonosari.
D. Manfaat hasil
penelitian
Sedangkan manfaat yang diharapkan dari penelitian makalah ini adalah:
1. Memberikan informasi tentang arti dari akuntansi perbengkelan, faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi kepuasan
pelanggan,habatan yang
dialamai pemilik bengkel dan faktor yang mempengaruhi besarnya peluang yang ada di
Kecamatan Wonosari.
2. Sebagai bahan masukan bagi pihak pemilik bengkel
untuk meningkatkan usahanya
3. Untuk memenuhi tugas pada
mata kuliah Sistem Informasi Akuntansi
BAB II
METODE PENELITIAN
A. Jenis
Penelitian
Penelitian ini
diterjemahkan dengan bahasa peneliti tentang hasil penelitian yang diperoleh
dari orang yang
memberikan informasi dilapangan sebagai pengetahuan untuk mendapat penjelasan
tentang kondisi yang ada .
Dalam
penelitian ini juga menggunakan jenis penelitian diskriptif, jaitu jenis
penelitian yang hanya menggambarkan, meringkas berbagai kondisi dan situasi yang ada,
Penulis mencoba menjabarkan kondisi konkrit dari obyek penelitian dan
selanjutnya akan dihasilkan diskripsi tentang obyek penelitian.
Penelitian ini
akan menggambarkan bagaimana faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan pembaca
dalam memanfaatkan
dunia perbengkelan sebagai pengalaman agar bisa mendapatkan tempat perbaikan
yang sesui dengan yang diinginkan.
B. Tempat
Penelitian
Lokasi penelitian ini
adalah di bengkel yang ada di Kecamatan Wonosari,Namun peneliti hanya
memanfaatkan beberapa
bengkel untuk memperoleh infomasi.
C. Sampel atau Sumber Data
Dalam hal ini peneliti
hanya menggunakan secarik kertas dan polpen,karena peneliti langsung
mewawancarai objeck yang dituju.
D. Teknik
Pengumpulan Data
Dalam
memperoleh data yang dibutuhkan sebagai bahan pembuatan laporan penelitian ini, peneliti
mewawancarai langsung montir dan pemilik bengkel, selain itu peneliti juga
melihat kondisi kenyataan yang ada di sekitar bengkel tersebut.
E. Teknik Analisis Data
Setelah data
diperoleh peneliti
menganalisa secara kualitatif sesuai dengan hasil wawancara dan realita yang
ada. Sehingga peneliti bisa menceritakan keadaan atau situasi perbengkelelan
khusunya yang ada di Kecamatan Wonosari.
F. Waktu
Penelitian
Waktu penelitian telah dijadwalkan antara bulan November s/d Desember 2012
G. Pembiayaan
Biaya yang ditimbulkan dalam penelitian ini, menjadi tanggungan peneliti.
BAB III.
PEMBAHASAN
1. Pengertian Akuntansi Perbengkelan
a. Pengertian Bengkel
Benkel adalah tempat ( bangunan atau ruangan ) untuk perawatan atau
pemeliharaan, perbaikan, modifikasi alat dan mesin, tempat pembuatan perakitan
mesin dan alsin.
b. Pengertian Akuntansi
Akuntansi sendiri dapat diartikan sebagai proses
yang dimulai dari menganalisis transaksi,mencatat, pengikhtisaran, memposting, sampe dengan membuat laporan keuangan.
Dari kedua
pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa akuntansi perbengkelan yaitu suatu kegiatan yang dimulai dari
menganalisis kerusakan,membongkar, mengelompokan, memperbaiki, sampai dengan
memasang kembali komponen-koponen sesuai dengan posisinya masing-masing.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan pelanggan
a. Kualitas
Kata “kualitas“ mengandung banyak
definisi dan makna.orang yang berbeda akan mengartikannya secara berlainan. Beberapa contoh definisi yang sering kita dengar antara lain :
- kesesuaian dengan persyaratan / tuntutan,
- kecocokan untuk pemakaian,
- perbaikan / penyempurnaan berkelanjutan,
- bebas dari kerusakan / cacat
- pemenuhan kebutuhan pelanggan semenjak awal dan setiap saat,
- melakukan segala sesuatu secara benar semenjak awal,
- sesuatu yang bisa membahagiakan pelanggan,
b.
Barang versus Jasa
Produk dapat
pula didefinisikan
sebagai persepsi konsumen yang dijabarkan oleh produsen melalui hasil
produksinya. Oleh sebab itu, produk bisa berupa barang fisik ( misalnya kawat las), jasa ( montir dalam
sebuah bengkel ).
Jasa merupakan
aktivitas, manfaat atau kepuasan yang ditawarkan untuk dijual. Contonhya bengkel reparasi,
kursus, lembaga pendidikan, jasa telekomunikasi, transportasi, dan lain – lain.
Sebenarnya pembedaan secara
ketat antar barang dan jasa sukar dilakukan. Karena pembelian barang tertentu sering kali disertai
dengan jasa – jasa khusus ( misalnya instalasi atau garansi untuk reparasi ), dan pembelian suatu
jasa seringkali pula meliputi barang – barang yang melengkapinya ( misalnya memperbaiki motor dibengkel ).
Dewasa ini produk apapun
tidak lepas dari unsur jasa atau layanan, baik itu jasa sebagai produk
inti ( jasa murni ) maupun jasa sebagai pelengkap ( layanan pelanggan ). Produk inti umumnya
sangat bervariasi
antara tipe bisnis yang satu dengan yang lain, tetapi layanan pelengkapnya memiliki berbedaan pada
proses pelayananya. Setiap benkel pasti memiliki proses pelayanan ,asing-masing misalnya
dalam hal :
- informasi, Bayak montir maupun pemilik bengkel yang memberikan informasi yang tidak sesui misalnya ada kerusakan pada bagian tertentu padahal yang sebenarnya tidak rusak, Konsultasi, seperti pemberian saran, auditing, konseling pribadi dan konsultasi manajemen
- Alat, Masih banyak juga bengkel yang tidak memiliki alat yang lengkap.
- Pembayaran, dalam hal pembayar berbeda-beda karena tidak memiliki harga yang pasti.
Pada prinsipnya
ada tiga kunci utama memberiakn layanan pelanggan yang unggul. Pertama,
kemampuan memahami kebutuhan dan keinginan pelanggan. Kedua, pengembangan ide kreatif yang dapat diunggulkan shingga mampu bersaing dengan bengkel
lain. Ketiga, pemanfaatan
informasi – informasi yang diperoleh dari riset pasar dalam suatu kerangka
strategik.
Untuk
mewujudkan dan mempertahankan kepuasan pelanggan – pelanggan, organisasi jasa
harus melakukan empat hal. Pertama, mengidentifikasi siapa pelanggannya. Kedua, memahami
tingkat harapan pelanggan atas kualitas. Ketiga, memahami strategi kualitas
layanan pelanggan. Dan keempat, memahami siklus pengukuran dan umpan balik dari
kepuasan pelanggan.
3. Hambatan yang dialami oleh pemilik bengkel
Meskipun banyak peluang dalam
usaha perbengkelan namun hal itu tidak
lepas dari hambatan-hambatan yang dihadapi dalam ruang lingkup dunia usaha
perbengkelan,adapun hambatan-hambatan yang dialami yaitu :
a. Kelengkapan alat
Alat merupakan hambatan utama
dalam usaha perbengkelan
karena jika alat tidak lengkap maka hasilnyapun kurang maksimal.
b. Tenaga kerja/montir
Hal ini dapat menghambat
pekerjaan karena
kurangnya montir yang handal maka pekerjaan tidak dapat diselesaikan dengan cepat.
c. Banyaknya pendiri bengkel
Karena banyaknya
bengkel sehingga pemilik bengkel yang satu dengan yang lain haarus bersaing
ketat.
d. Kreatifitas
Kreatifitas dari seorang montir sangat kurang sehingga tidak ada ide yang dapat
diunggulkan.
4.
Besarnya Peluang Dalam
usaha perbengkelan
Dilihat dari kenyataan yang ada sekarang
bahwa banyak yang membutuhkan jasa dari teknisi bengkel. Maka dari itu secara
tidak langsung peluang yang ada sangat besar,namun tergantung dari usaha dan
kreatifitas dari masing-masing pemilik bengkel agar dapat memanfaatkan peluang yang ada sehingga
bisa menghasilkan keuntungan yang sesuai dengan yang diinginkan.Ada beberapa faktor-faktor
yang menjadi peluang dalam usaha perbengkelan yaitu :
a. Cara pelayanan yang
dilakukan berbeda
b. Kelengkapan alat
c. Letak dari usaha tersebut
d. Jumlah Bengkel yang ada di daerah
tersebut
e. Ide atau kreatifitas
5.
Laporan keuangan
Karena dalam usaha
pebengkelan pendapatan mereka tidak pasti biasanya mereka hanya menghitung pendapatan yang jumlahnya dianggap besar saja.Adapun
pendapatan yang diperoleh dalam usaha perbengkelan antaranya :
·
Service Mesin Rp. 150.000
·
Tampal Ban @buah Rp. 5.000
·
Las @ batang Rp. 10.000
·
Service
Karburator Rp. 5.000
·
Service Rante Rp. 5.000
·
Ganti oil Rp. 3.000
Selain pendapatan-pendapatan di atas ada juga pengeluaran atau biaya yang
dikeluarkan antaranya :
·
Gaji karyawan @ 1 orang Rp. 500.000
·
Beban listrik Rp. 150.000
·
Pembelian kawat las @ pack Rp. 200.000
·
Pembelian bahan bakar( Bensin ) @ Liter Rp. 6.000
Laporan Laba/Rugi pada Bengkel Abadi Jaya
pada bulan November 2012
Pendapatan :
·
Service Mesin 15 buah mesin Rp. 2.250.000
·
Tampal Ban @ 90 buah Rp. 450.000
·
Las @ 30 batang Rp. 300.000
·
Service
Karburator Rp. 185.000
·
Service Rante Rp. 75.000
·
Ganti oil Rp. 150.000
Total pendapatan Rp. 3.410.000
Biaya-biaya yang dikeluarkan :
·
Gaji karyawan @ 1 orang Rp. 500.000
·
Beban listrik Rp. 700.000
·
Pembelian kawat las @ 1 pack Rp. 200.000
·
Pembelian bahan bakar( Bensin ) @ 35 Liter Rp. 210.000
Total Biaya Rp.1.610.000
Laba Rp.1.800.000
Tidak ada komentar:
Posting Komentar