Minggu, 06 Januari 2013

“Aksentuasi Drama Montir Dan Kekuasaan Pemilik Bengkel Khususnya di Kecamatan Wonosari”.



Nama                          : Eko Susanto
NIM                            : 9214 11 092
Prodi                           : S1 Akuntansi
Judul Proposal          : Aksentuasi Drama Montir Dan Kekuasaan Pemilik Bengkel Khususnya di Kecamatan Wonosari

BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kita tidak dapat menyangkal bahwa bengkel merupakan tempat yang sangat dibuthkan baik dari kalangan orang lemah sampai orang yang mampu.Karena bengkel merupakan tempat yang sangat penting bagi mereka untuk memperbaiki ataupun menservice kendaraan mereka.Dari jaman dulu bengkel sangat dibutuhkan meskipun jaman dahulu belum terlalu banyak kendaraan.
Di era seperti saat ini, dimana teknologi berkembang sangat pesat, kebutuhan akan pentingnya sebuah bengkel sangat banyak,meskipun banyak bengkel yang sudah didirikan namun masih banyak yang membutuhkanya. Hal ini dapat kita lihat dari makin banyaknya kendaraan dan makin banyak juga kerusakan yang dialami kendaraan tersebut sehingga para pemilik kendaraan mencari alat di bengkel-bengkel yang dapat mereka percaya dapat memperbaikinya.
Banyak keuntungan yang menjadi faktor pertimbangan bagi mereka yang memiliki kendaraan dan memperbaikinya dibengkel, diantaranya,adanya alat dan tenega yang dibutuhkan cukup membantu, disisi lain jasa yang diberikan cukup memadai.Apabila kita memperbaiki kendaraan kita sendirian tanpa ada pengalaman mungkin suatu saat kendaraan kita bukan menjadi baik tetapi akan lebih banyak lagi kerusakan yang akan timbul.
Untuk mempertahankan eksistensi bengkel sebagaitempat perbaikan atau perawatan kendaraan” di perlukan montir yang handal agar kepuasan pelanggan dapat terjaga. Selain montir yang handal bengkel juga harus menyediakan peralatan-peralatan dan suku cadang yang canggih dan kuat.
Atas dasar pemikiran tersebut, maka penulis mengambil judul “Aksentuasi Drama Montir Dan Kekuasaan Pemilik Bengkel Khususnya di Kecamatan Wonosari”.

B.fokus penelitian
Focus utama dari penelitian ini adalah bagaimana seorang montir bengkel dapat memenuhi kepuasan pelanggan dengan keahlianya tersebut.
B. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1.      Bagaimana pemahaman Akuntansi Perbengkelan ?
2.      Faktor-faktor apa yang dapat mempengaruhi kepuasan pelanggan ?
3.      Hambatan apa yang dialami seorang pemilik bengkel ?
4.      faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi  besarnya peluang ?

C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang diharapkan dari hasil penelitian makalah ini adalah untuk mengetahui apa arti dari akuntansi perbengkelan,faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kepuasan pelanggan,habatan apa yang dialami dalam usaha perbengkelan dan faktor yang mempengaruhi besarnya peluang khususnya di daerah Wonosari.

D. Manfaat hasil penelitian
Sedangkan manfaat yang diharapkan dari penelitian makalah ini adalah:
1. Memberikan informasi tentang arti dari akuntansi perbengkelan, faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kepuasan pelanggan,habatan yang dialamai pemilik bengkel dan faktor yang mempengaruhi besarnya peluang yang ada di Kecamatan Wonosari.
2. Sebagai bahan masukan bagi pihak pemilik bengkel untuk meningkatkan usahanya
3. Untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Sistem Informasi Akuntansi


       
BAB II
METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian
Penelitian ini diterjemahkan dengan bahasa peneliti tentang hasil penelitian yang diperoleh dari orang yang memberikan informasi dilapangan sebagai pengetahuan untuk mendapat penjelasan tentang kondisi yang ada .
Dalam penelitian ini juga menggunakan jenis penelitian diskriptif, jaitu jenis penelitian yang hanya menggambarkan, meringkas berbagai kondisi dan situasi yang ada, Penulis mencoba menjabarkan kondisi konkrit dari obyek penelitian dan selanjutnya akan dihasilkan diskripsi tentang obyek penelitian.
Penelitian ini akan menggambarkan bagaimana faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan pembaca dalam memanfaatkan dunia perbengkelan sebagai pengalaman agar bisa mendapatkan tempat perbaikan yang sesui dengan yang diinginkan.

B. Tempat Penelitian
Lokasi penelitian ini adalah di bengkel yang ada di Kecamatan Wonosari,Namun peneliti hanya memanfaatkan beberapa bengkel untuk memperoleh infomasi.

C.  Sampel atau Sumber Data
Dalam hal ini peneliti hanya menggunakan secarik kertas dan polpen,karena peneliti langsung mewawancarai objeck yang dituju.

D. Teknik Pengumpulan Data
Dalam memperoleh data yang dibutuhkan sebagai bahan pembuatan laporan penelitian ini, peneliti mewawancarai langsung montir dan pemilik bengkel, selain itu peneliti juga melihat kondisi kenyataan yang ada di sekitar bengkel tersebut.

E.  Teknik Analisis Data
Setelah data diperoleh peneliti menganalisa secara kualitatif sesuai dengan hasil wawancara dan realita yang ada. Sehingga peneliti bisa menceritakan keadaan atau situasi perbengkelelan khusunya yang ada di Kecamatan Wonosari.


F. Waktu Penelitian
Waktu penelitian telah dijadwalkan antara bulan November s/d Desember 2012

G.  Pembiayaan
Biaya yang ditimbulkan dalam penelitian ini, menjadi tanggungan peneliti.



    
BAB III.
PEMBAHASAN

1.    Pengertian Akuntansi Perbengkelan
a.    Pengertian Bengkel
Benkel adalah tempat ( bangunan atau ruangan ) untuk perawatan atau pemeliharaan, perbaikan, modifikasi alat dan mesin, tempat pembuatan perakitan mesin dan alsin.
b.   Pengertian Akuntansi
Akuntansi sendiri dapat diartikan sebagai proses yang dimulai dari menganalisis transaksi,mencatat, pengikhtisaran, memposting, sampe dengan membuat laporan keuangan.
Dari kedua pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa akuntansi perbengkelan yaitu suatu kegiatan yang dimulai dari menganalisis kerusakan,membongkar, mengelompokan, memperbaiki, sampai dengan memasang kembali komponen-koponen sesuai dengan posisinya masing-masing.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan pelanggan
a. Kualitas
Kata “kualitas“ mengandung banyak definisi dan makna.orang yang berbeda akan mengartikannya secara berlainan. Beberapa contoh definisi yang sering kita dengar antara lain :
  1. kesesuaian dengan persyaratan / tuntutan,
  2. kecocokan untuk pemakaian,
  3. perbaikan / penyempurnaan berkelanjutan,
  4. bebas dari kerusakan / cacat
  5. pemenuhan kebutuhan pelanggan semenjak awal dan setiap saat,
  6. melakukan segala sesuatu secara benar semenjak awal,
  7. sesuatu yang bisa membahagiakan pelanggan,

b.   Barang versus Jasa
Produk dapat pula didefinisikan sebagai persepsi konsumen yang dijabarkan oleh produsen melalui hasil produksinya. Oleh sebab itu, produk bisa berupa barang fisik ( misalnya kawat las), jasa ( montir dalam sebuah bengkel ).
Jasa merupakan aktivitas, manfaat atau kepuasan yang ditawarkan untuk dijual. Contonhya bengkel reparasi, kursus, lembaga pendidikan, jasa telekomunikasi, transportasi, dan lain – lain.
Sebenarnya pembedaan secara ketat antar barang dan jasa sukar dilakukan. Karena pembelian barang tertentu sering kali disertai dengan jasa – jasa khusus ( misalnya instalasi atau garansi untuk reparasi ), dan pembelian suatu jasa seringkali pula meliputi barang – barang yang melengkapinya ( misalnya memperbaiki motor dibengkel ).
Dewasa ini produk apapun tidak lepas dari unsur jasa atau layanan, baik itu jasa sebagai produk inti ( jasa murni ) maupun jasa sebagai pelengkap ( layanan pelanggan ). Produk inti umumnya sangat bervariasi antara tipe bisnis yang satu dengan yang lain, tetapi layanan pelengkapnya memiliki berbedaan pada proses pelayananya. Setiap benkel pasti memiliki proses pelayanan ,asing-masing misalnya dalam hal :
  1. informasi, Bayak montir maupun pemilik bengkel yang memberikan informasi yang tidak sesui misalnya ada kerusakan pada bagian tertentu padahal yang sebenarnya tidak rusak, Konsultasi, seperti pemberian saran, auditing, konseling pribadi dan konsultasi manajemen
  2. Alat, Masih banyak juga bengkel yang tidak memiliki alat yang lengkap.
  3. Pembayaran, dalam hal pembayar berbeda-beda karena tidak memiliki harga yang pasti.
Pada prinsipnya ada tiga kunci utama memberiakn layanan pelanggan yang unggul. Pertama, kemampuan memahami kebutuhan dan keinginan pelanggan. Kedua, pengembangan ide kreatif yang dapat diunggulkan shingga mampu bersaing dengan bengkel lain. Ketiga, pemanfaatan informasi – informasi yang diperoleh dari riset pasar dalam suatu kerangka strategik.
Untuk mewujudkan dan mempertahankan kepuasan pelanggan – pelanggan, organisasi jasa harus melakukan empat hal. Pertama, mengidentifikasi siapa pelanggannya. Kedua, memahami tingkat harapan pelanggan atas kualitas. Ketiga, memahami strategi kualitas layanan pelanggan. Dan keempat, memahami siklus pengukuran dan umpan balik dari kepuasan pelanggan.

3.  Hambatan yang dialami oleh pemilik bengkel
Meskipun banyak peluang dalam usaha perbengkelan namun hal itu tidak lepas dari hambatan-hambatan yang dihadapi dalam ruang lingkup dunia usaha perbengkelan,adapun hambatan-hambatan yang dialami yaitu :
a.       Kelengkapan alat
Alat  merupakan hambatan utama dalam usaha perbengkelan karena jika alat tidak lengkap maka hasilnyapun kurang maksimal.
b.      Tenaga kerja/montir
Hal ini dapat menghambat pekerjaan karena kurangnya montir yang handal maka pekerjaan tidak dapat diselesaikan dengan cepat.
c.       Banyaknya pendiri bengkel
Karena banyaknya bengkel sehingga pemilik bengkel yang satu dengan yang lain haarus bersaing ketat.
d.      Kreatifitas
Kreatifitas dari seorang montir sangat kurang sehingga tidak ada ide yang dapat diunggulkan.

4.    Besarnya Peluang Dalam usaha perbengkelan
Dilihat dari kenyataan yang ada sekarang bahwa banyak yang membutuhkan jasa dari teknisi bengkel. Maka dari itu secara tidak langsung peluang yang ada sangat besar,namun tergantung dari usaha dan kreatifitas dari masing-masing pemilik bengkel agar dapat memanfaatkan peluang yang ada sehingga bisa menghasilkan keuntungan yang sesuai dengan yang diinginkan.Ada beberapa faktor-faktor yang menjadi peluang dalam usaha perbengkelan yaitu :
a.    Cara pelayanan yang dilakukan berbeda
b.    Kelengkapan alat
c.    Letak dari usaha tersebut
d.   Jumlah Bengkel yang ada di daerah tersebut
e.    Ide atau kreatifitas

5.    Laporan keuangan
Karena dalam usaha pebengkelan pendapatan mereka tidak pasti biasanya mereka hanya menghitung pendapatan yang jumlahnya dianggap besar saja.Adapun pendapatan yang diperoleh dalam usaha perbengkelan antaranya :
·         Service Mesin                                                                          Rp. 150.000
·         Tampal Ban @buah                                                                 Rp.     5.000
·         Las @ batang                                                                           Rp.   10.000
·          Service Karburator                                                                  Rp.     5.000
·         Service Rante                                                                           Rp.     5.000
·         Ganti oil                                                                                   Rp.     3.000




Selain pendapatan-pendapatan di atas ada juga pengeluaran atau biaya yang dikeluarkan antaranya :
·         Gaji karyawan @ 1 orang                                                        Rp. 500.000
·         Beban listrik                                                                             Rp. 150.000
·         Pembelian kawat las @ pack                                                   Rp. 200.000
·         Pembelian bahan bakar( Bensin ) @ Liter                               Rp.     6.000
Laporan Laba/Rugi pada Bengkel Abadi Jaya pada bulan November 2012
Pendapatan :
·         Service Mesin 15 buah mesin                                                  Rp. 2.250.000
·         Tampal Ban @ 90 buah                                                           Rp.    450.000
·         Las @ 30 batang                                                                      Rp.    300.000
·          Service Karburator                                                                  Rp.    185.000
·         Service Rante                                                                           Rp.      75.000
·         Ganti oil                                                                                   Rp.    150.000
Total pendapatan                                                                                                                  Rp. 3.410.000
Biaya-biaya yang dikeluarkan :
·         Gaji karyawan @ 1 orang                                                        Rp. 500.000
·         Beban listrik                                                                             Rp. 700.000
·         Pembelian kawat las @ 1 pack                                                Rp. 200.000
·         Pembelian bahan bakar( Bensin ) @ 35 Liter                          Rp. 210.000
Total Biaya                                                                                                                           Rp.1.610.000
Laba                                                                                                                                      Rp.1.800.000    



Tidak ada komentar:

Posting Komentar