I.
Ruang
Lingkup
Menurut
“AMERICAN ACCOUNTING ASSOCIATION (1966)” Akuntansi adalah suatu proses
pengidentifikasian, pengukuran, pencatatan, dan pelaporan transaksi ekonomi
(keuangan) dari suatu organisasi / entitas yang dijadikan sebagai informasi
dalam rangka mengambil keputusan ekonomi oleh pihak - pihak yang memerlukan.
Pengertian ini juga dapat melingkupi penganalisisan laporan yang dihasilkan
oleh akuntansi tersebut.
Sedangkan
Pengertian kosmetika adalah
bahan-bahan yang digunakan untuk memberikan dampak kecantikan dan kesehatan
bagi tubuh. Kosmetika dikenal sejak berabad-abad yang lalu. Pada abad ke-19,
pemakaian kosmetika mulai mendapat perhatian, yaitu selain untuk kecantikan
juga untuk kesehatan (Tranggono, 2007).Kosmetika berasal dari kata kosmein
(Yunani) yang berarti ”berhias”. Bahan yang dipakai dalam usaha untuk
mempercantik diri ini, dahulu diramu dari bahan-bahan alami yang terdapat di
sekitarnya.
Apabila dihubungkan kedua aspek tersebut
maka akan dikenal dengan istilah Akuntansi Kosmetik atau Cosmetic accounting
yang berarti proses identifikasi dari suatu bahan bahan yang digunakan untuk
dampak kecantikan bahkan kesehatan bagi tubuh, kedua aspek tersebut berhubungan
erat karena dalam penggunaannya di perlukan pengorbanan sejumlah nominal untuk
memperoleh barang tersebut.
II.
Pembahasan
Penggunaan
kosmetik memang dinilai sangat penting bagi para kaum wanita yang bertujuan
untuk memperindah penampilan diri, tidak sedikit pula kaum wanita yang rela
merogoh nominal yang bernilai cukup besar untuk mendapatkan hasil maksimal yang
di pandang perfect. Namun tidak sedikit pula kaum hawa yang sering menggunakan
kosmetik secara rutin berganti jenis produk yang berbeda,tanpa mereka sadari
hal itu dapat mengakibatkan kerusakan pada kulit yang berhubungan kontak
langsung dengan bahan yang dikandung oleh masing masing jenis kosmetik tersebut.
Belum lagi banyaknya kosmetik kosmetik palsu dengan bahan yang lebih berbahaya
yang menyerupai produk asli berkualitas tinggi yang beredar di pasaran, masyarakat
seringkali tidak jeli/telliti dalam memilih jenis produk yang berkualitas dan
terjebak dalam produk palsu. Oleh karena itu berbagai produk kosmetik di
anjurkan untuk menberikan label , cap atau ciri khas pengenal produk yang asli.
Dalam
kasus tersebut maka pengorbanan yang harus dikeluarkan bisa menjadi berlipat
ganda oleh karena kerugian besar dari dampak yang di timbulkan oleh pengunaan
bahan kosmetik yang berganti pemakaian dengan merek berbeda. Belum lagi dampak
yang di timbulkan oleh pengunaan produk palsu, besarnya kerugian hampir tidak
dapat dibayangkan, Dalam hal ini sebaiknya para konsumen melakukan seleksi
terhadap kosmetik yang akan di konsumsi, bukan hanya melihat dari segi
nominalnya saja , melainkan juga harus memperhatikan segi dampak atau kandungan
di dalam nya, apakah berbahaya bagi kulit atau tidak. Jikalau perlu di
sarankankan untuk konsultasi kepada dokter atau sejenis ahli kulit/ kecantikan
khususnya untuk yang memiliki kulit sensitive.
Berbeda
dengan kaum hawa di pulau jawa pada umumnya, mereka jauh dari arti kosmetik
yang mengandung bahan kimia. Sebagian besar wanita jawa menggunakan kosmetik
alami seperti jamu atau lulur dari berbagai jenis tanaman alami. Dan hasilnya
pula tidak jauh berbeda dengan penggunaan kosmetik dari bahan kimia, bahkan
pengunaan kosmetik dari alam hasilnya lebih alami. Selain dalam manfaatnya di
katakan nomer 1 kosmetik alami dari alam diperkirakan tidak memiliki dampak
atau efek samping , di samping itu pula penggunaan kosmetik alami seperti lulur
alam ataupun jamu racikan ditaksir tidak merugikan kantong kita. Karna pada
kenyataannya bahan kosmetik yang alami lebih terjangkau atau dapat dikatakan
lebih murah jika dibandingkan dengan bahan kosmetik dari ilmiah.
Dalam
pembahasan masalah ini saya menangkap beberapa pendapat dari dua responden
saya, yaitu Ibu Riva selaku Bibi saya dan Ibu E yaitu ibu saya sendiri. Dari
responden pertama saya dikatakan bahwa beliau lebih menyukai kosmetik yang
berbahan dasar alamiah, beliau mengatakan lebih suka menggunakan kosmetik yang
memiliki reaksi yang cepat, tanpa memikirkan berapa harga yang harus di bayar
untuk pembelian kosmetik tersebut. Setelah saya selidiki di rumah beliau
ternyata terdapat beberapa merek kosmetik yang memiliki khasiat yang sama,
perlahan saya mendekat dan menanyakan sebab banyaknya kosmetik yang terdapat di meja riasnya tersebut dengan
ringan beliau menjawab
“Itu
samua kosmetik yang so pernah kita coba, mar seleq yang nda abis itu nda cocok
deng kita pe muka, pertama da pake kita pe muka langsung muncul ba bintik
bintik merah. Abis itu da kase berenti nho”
Dalam
kutipan di atas beiau menyatakan bahwa kesemua produk yang ada di meja riasnya
tersebut merupakan keseluhan kosmetik yang pernah ia gunakan, namun sayingnya
tak ada yang cocok dengan kulit beliau. Menurut pernyataan beliau, beliau
mengalami iritasi pada wajahnya sejak pemakaian awal. Ketika saya menyinggung
soal harga dan sumber kosmetik tersebut beliau dengan santai menjawab.
“depe
harga itu sekitar 60 ribuan ke atas samua, kong kita jaga bili lewat BBM itu di
grup bagitu dunk, soalnya dorang bilang itu kosmetik gaga dari luar negeri jadi
kita coba nho”
Menurut
keterangannya dikatakan bahwa kosmetik tersebut memiliki harga sekita Rp.60.000
keatas tiap jenisnya, dan di sebutkan kosmetik kosmetik tersebut di belinya
melalui online atau sering di sebut dengan dunia maya yaitu via BBM (Blackberry
Massanger), dalam pernyataannya beliau tergoda/terjebak dengan tawaran kosmetik
dari poduk impor yang sering ditawarkan. Setelah lama saya melakukan wawancara
terhadap beliau pada akhir pembicaraan saya sempat menyinggung mengenai
kosmetik apa yang digunakan saat ini. Beliau menjawab
“sekarang
koman kita so pake itu daun rica, cuman jaga goso dimuka mar jadi bersih kwa tu
kita pe muka, manalagi kita pe paitua jaga ba veto karna jaga ba hambur doi
kata kong abis itu nda jaga pake.”
Sekarang
beliau lebih memilih menggunakan bahan tradisional berupa daun cabai, katanya
lebih berkhasiat dan lebih menghemat pengeluaran. Selain itu lebih menghemat
pengeluaran pula.menurut keterangnya pula sang suami sering mengeluh karena
beliau sering menghamburkan uang hanya untuk berbagai kosmetik saja.
Sedangkan
pada responden yang kedua yaitu ibu saya sendiri menyatakan yang mana beliau
lebih memilih menggunakan kosmetik alami seperti lulur bengkoang atau
sebagainya, yah maklumlah beliau merpakan keturunan dari bangsa tanah jawa dan
itu merupakan kebiasaan dari pada umumnya kaum hawa di daerah tersebut. Beliau
mengatakan tidak perlu mengeluarkan nominal sebanyak banyaknya untuk
mendapatkan penampilan yang maksimal, cukup memanfaatkan hasil alam karena
menurut beliau alam adalah sebaik baiknya manfaat.
III.
Kesimpulan
Dari
kedua responden diatas dapat di tarik sebuah refleksi yaitu kosmetik merupakan
suatu kepentingan bagi kaum hawa. Kosmetik pula memilki nilai ekonomis yang
cukup tinggi. Dalam pemanfaatannya banyak wanita yang hanya memperhatikan
factor sumber dan ada pula yang sangat memperhatikan factor nominalnya. Hanya
bagaimana saja cara kita untuk memilih sebaik baiknya kosmetik, menurut saya
sendiri sebagai seorang wanita saya lebih menyukai kosmetik yang bahan dasarnya
alam. Selain khasiatnya lebih bagus, kita juga tidak perlu membeli kosmetik
yang harganya di atas jangkauan kita.
Dalam
ekonomi kosmetik memiliki peran besar dalam kehidupan rumah tangga, ibu rumah
tangga sering kali tidak memperhatikan kondisi keuangan keluarga apabila
memiliki keinginan mempercantik diri. Seringkali pula para suami kerap mengeluh
karna besarnya jatah belanja istri hanya untuk sebuah kosmetik saja. Namun ada
pula istri yang bersifat bijak yang menggunakan kosmetik seperlunya saja, dan
mendahulukan kepentingan keluarga.
NAMA : FRANSISCA EPRILIA NURHAMIDIN
NIM : 921411089
KELAS/
PRODI : S1 Akuntansi
SEMESTER : III (Tiga)
MATA
KULIAH : Sistem Informasi Akuntansi
TUGAS : Proposal (Persyaratan UAS)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar